Rabu, 05 September 2012

Bertekun dalam Kesulitan (Yakobus 1:2-4)



                Yakobus 1:4 “ Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu mejadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun”
                Beberapa waktu lalu seorang mengadakan perjalanan touring ke merapi, pemandangan yang tidak asing, hanyalah sisa-sisa bangunan, dan padang pasir beserta bebatuan hasil dari erupsi merapi Oktober  2011 silam. Smua tinggal kenangan, yang dulunya sauatu desa yang makmur, kini tinggal cerita, karena tidak ada yang menetap lagi tinggal disana. namun ada suatu pemandangan yang lain yang menggugah hati saya, disepanjang jalan, bahkan tempat-tempat yang strategis mereka menulis semangat mereka “kami bisa bangkit,” dalam kondisi yang slit sekali diterima, mereka kehilangan semua harta beda mereka, bahkan tidak punya tempat tinggal lagi, tetapi jiwa mereka masih punya semangat yang tinggi untuk bangkit dari keberadaan mereka, bahkan yang sangat mengesankan bahwa mereka mau bertekun dalam kesulitan mereka, untuk meyambung roda kehidupan.
                Bagaimana kondisi saudara saat ini? Dalam keadaan sulitkah? Yakobus dalam tulisaannya memeberikan semangat lebih bagi saya dan saudara saat ini, apapun kondisi kita saat ini.
                Yakobus menulkiskan dalam suratnya “Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh . . .” bukan suatu hal yang mudah, untuk memahami ayat Firman Tuhan ini, perlu pemahaman khusus. Mari kita renuangkan bersama-sama, pada dasarnya surat ini ditujukan kepada keduabelas sukau di perantauan (orang-orang Yahudi yang tinggal di Palistina), dengan maksud memberi nasihat dan penghiburan kepada orang Percaya (Kristen) yang menagalami pencobaan, kesusahan dan hukuman karena iman Kristen.
                Kata “anggaplah (pencobaan) sebagai suatu kebahagiaan.” Kata-kata ini jikalau kita dengar mungkin saja sangat mengherankan, bahkan megejutkan kita para pembaca, bahkan sebagai orang percaya. Bukankan biasanya yang kita rasakan ialah bersedih hati? Atau murung mungkin, merenung, bahkan sampai depresi tingkat tinggi ketika sedangmenghadapi pencobaan.  Nah’ . . . kita perlu mencoba resep dari Yakobus itu !
                Mengapa kita harus menganggap pencobaan sebagai suatu kebahagiaan? Karena pencobaan itu dapat diubah mejadi berkat secara rohani. Dalam ayat yang 3-4 “Ujian terhadap amanmu menghasilkan ketekunan. Dan biarkan ketekunan itu memperoleh buah yang matang . . .” sebagai oranbg percaya diman suatu penconbaan yang datang itu pada dasarnya meguji ketekunan kita dihadapan Tuhan, apakah kita terhanyut dalam pencobaan itu, ataukah kita mejadi tekun melalui pencobaan itu, pada hakekatnya Allah menrindukan kita untuk bertekun disaat menghadapi persoalan itu, sebab ada janji yang akan kita terima dibalik ketekunan itu, supaya kita memperoleh buah yang matang, hal ini merbicara megenai berkat rohani bagi kehidupan kita, bukan hanya itu saja, bahkan kita menjadi sempurna dan utuk dan tak kekurangan sauatu apapun. Berkat yang luar biasa bukan?
                Itulah berkat darai sebuah ketekuan sauadara,  bagaiaman dengan keberadaan kita saat ini? Masih tetap berkecimpung dengan percobaan itu, atau bahkan kita malah ikut terhanyat dama pencobaan-pencobaan yang kita hadapai. Saudara perlu kita ketahuai bahwa Tuhan sendiripunya rencana yang indah dibalik segala keberadaan kita saat ini, Tuhan mampu mengubahkan padang gurun menjadi, mata air. Bertekun didalam Tuhan, maka Tuhan sendiri yang akan berikan jalan keluar bagi setiap pergumulan kita saat ini, bahkan ada janji Berkat dari padaNya bagi kita yang mau bertekun dalam kesulitan. God Bless

Tidak ada komentar:

Posting Komentar