Yakobus 1:4 “ Dan biarkanlah ketekunan itu
memperoleh buah yang matang, supaya kamu mejadi sempurna dan utuh dan tak
kekurangan suatu apapun”
Beberapa
waktu lalu seorang mengadakan perjalanan touring ke merapi, pemandangan yang
tidak asing, hanyalah sisa-sisa bangunan, dan padang pasir beserta bebatuan
hasil dari erupsi merapi Oktober 2011
silam. Smua tinggal kenangan, yang dulunya sauatu desa yang makmur, kini
tinggal cerita, karena tidak ada yang menetap lagi tinggal disana. namun ada
suatu pemandangan yang lain yang menggugah hati saya, disepanjang jalan, bahkan
tempat-tempat yang strategis mereka menulis semangat mereka “kami bisa bangkit,” dalam kondisi yang
slit sekali diterima, mereka kehilangan semua harta beda mereka, bahkan tidak
punya tempat tinggal lagi, tetapi jiwa mereka masih punya semangat yang tinggi
untuk bangkit dari keberadaan mereka, bahkan yang sangat mengesankan bahwa mereka
mau bertekun dalam kesulitan mereka, untuk meyambung roda kehidupan.
Bagaimana
kondisi saudara saat ini? Dalam keadaan sulitkah? Yakobus dalam tulisaannya
memeberikan semangat lebih bagi saya dan saudara saat ini, apapun kondisi kita
saat ini.
Yakobus
menulkiskan dalam suratnya “Saudara-saudaraku,
anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh . . .” bukan suatu
hal yang mudah, untuk memahami ayat Firman Tuhan ini, perlu pemahaman khusus.
Mari kita renuangkan bersama-sama, pada dasarnya surat ini ditujukan kepada
keduabelas sukau di perantauan (orang-orang Yahudi yang tinggal di Palistina),
dengan maksud memberi nasihat dan penghiburan kepada orang Percaya (Kristen)
yang menagalami pencobaan, kesusahan dan hukuman karena iman Kristen.
Kata
“anggaplah (pencobaan) sebagai suatu kebahagiaan.” Kata-kata ini jikalau kita
dengar mungkin saja sangat mengherankan, bahkan megejutkan kita para pembaca,
bahkan sebagai orang percaya. Bukankan biasanya yang kita rasakan ialah
bersedih hati? Atau murung mungkin, merenung, bahkan sampai depresi tingkat
tinggi ketika sedangmenghadapi pencobaan.
Nah’ . . . kita perlu mencoba resep dari Yakobus itu !
Mengapa
kita harus menganggap pencobaan sebagai suatu kebahagiaan? Karena pencobaan itu
dapat diubah mejadi berkat secara rohani. Dalam ayat yang 3-4 “Ujian terhadap amanmu menghasilkan
ketekunan. Dan biarkan ketekunan itu memperoleh buah yang matang . . .”
sebagai oranbg percaya diman suatu penconbaan yang datang itu pada dasarnya
meguji ketekunan kita dihadapan Tuhan, apakah kita terhanyut dalam pencobaan
itu, ataukah kita mejadi tekun melalui pencobaan itu, pada hakekatnya Allah
menrindukan kita untuk bertekun disaat menghadapi persoalan itu, sebab ada
janji yang akan kita terima dibalik ketekunan itu, supaya kita memperoleh buah
yang matang, hal ini merbicara megenai berkat rohani bagi kehidupan kita, bukan
hanya itu saja, bahkan kita menjadi sempurna dan utuk dan tak kekurangan sauatu
apapun. Berkat yang luar biasa bukan?
Itulah
berkat darai sebuah ketekuan sauadara,
bagaiaman dengan keberadaan kita saat ini? Masih tetap berkecimpung
dengan percobaan itu, atau bahkan kita malah ikut terhanyat dama
pencobaan-pencobaan yang kita hadapai. Saudara perlu kita ketahuai bahwa Tuhan
sendiripunya rencana yang indah dibalik segala keberadaan kita saat ini, Tuhan
mampu mengubahkan padang gurun menjadi, mata air. Bertekun didalam Tuhan, maka
Tuhan sendiri yang akan berikan jalan keluar bagi setiap pergumulan kita saat
ini, bahkan ada janji Berkat dari padaNya bagi kita yang mau bertekun dalam
kesulitan. God Bless
Tidak ada komentar:
Posting Komentar