Kamis, 06 September 2012

andhe bless: Ciri Khas Kasih (Roma 12:9-13)

andhe bless: Ciri Khas Kasih (Roma 12:9-13): Roma 12:12”bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa”                 Banyak orang menye...

Ciri Khas Kasih (Roma 12:9-13)


Roma 12:12”bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa”
                Banyak orang menyebut dirinya penuh dengan kasih, dalam kehidupannya sudah mempraktekkan kasih, dll. Sering kita dengar bahwa ada seorang dermawan yang telah membagi-bagikan paket sembako kepada sekelompok golongan masyarakat tertentu, dengan satu tujuan supaya ia disebut orang yang penuh kasih. Atau dari sisi yang lain, seseorang yang dengan penuh keyakinan mengaku dihadapan banyak orang jikalau ia mangasihi Allah dengan segenap hati, namun dibalik itu ia mambenci saudaranya sendiri. Bukan itu yang dimaksud dengan kasih.
Bagaimana ciri kasih itu, yang sesuai dengan Firman Allah??? mari kita lihat hakekat/ ciri kasih itu berdasarkan surat Roma 12:9-13.
                Dilihat dari segi tata bahasa, istilah “kasih” merupakan pokok utama dalam perikop ini,  ciri kasih yang pertama ialah; “hendaklah kasih itu jangan pura-pura”, jangan sampai disaat kita menikmati sebuah pelayanan yang baik karena karunia-karuia rohani yang kita miliki, kita jadi terperangkap kedalam suatu kemunafikan, dimana hanya pura-pura melayani saja. Didalam ayat ini juga ditekankan untuk “membenci yang jahat” hal ini membuktikan bahwa kasih yang sejati. Karena yang jahat harus dibenci, jikalau tidak dilawan, maka apa yang jahat menghancurkan apa yang baik.
                Yang kedua, “saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului memberi hormat,”  sebagai orang yang sudah dibenarkan karena iman, kita sudah menjadi saudara-saudara seiman, rasul Paulus memberi pengertian bahwa yang dimaksud dengan “saudara seiman” ialah suasana kehidupan jemaat, yang sudah sama seperti keluarga yang akrab. Dimana saling mengasihi sama seperti seorang ibu yang mengasihi anaknya, atau kasih antara saudara kandung. Buakan hanya itu saja menalinkan juga juga “saling memberi hormat,”dimana setiap anggota jemaatsaling manghargai anggota-anggota yang lain.
                Yang ketiga, “jangan hendaknya kerajinanmu kendor...”orang yang m,alakukan kehendak Allah, yaitu orangt-orang yang diubahkan melalui pembaharuan pikiran, maka tidak akan menjadi malas. Tuhan Yesus aja tidak pernah malas menyediakan kemurahanNya buat kita. Semanagat dalam penyembahan, dan juga melayani Tuhan. Kata “layanilah” “δουλευω/ douleuo” merupakan satu kelompok dengan istilah “δουλος/ doulos” yang diartikan “Budak,”  maka dalam ayat ini juga bisa diartikan sebagai “jadilah budak daipada Tuhan”
                Yang keempat, jelas sekalai dalam ayat 12 dikatakan “bersukacita dalam pengharapan, sabar dalam kesesakan, dan bertekun dalam doa!” kita yang sudah dipindahkan kedalam Kristus masih mengalami kesesakan, namun disaat pengharapan kiya diuraikan, maka dengan iaman kita bersukacita dalam pengharapan. Dan setiap kita yang berpegang teguh pada pengharapan kita, pasti dapat bersabar dalam kesesakan, dan dalam ayat ini juga menghimbau agar tetap bertekun dalam doa, karena doa yang dilaksanakan secara rahasia marupakan iaman yang menjadi kelihatan. Bukan sebatas itu saja sebagai ciri kasih dituntut juga untuk memperhatikan sekeliling kita.
Kasih merupakan hal yang utama dalam kehidupan kekristenan, dimana kasih itu jangan pura-pura, saling mengasihi, mau melayani Tuhan, bersukacita dalam pengharapan, sabar dalam kesesakan, dan tetap bertekun dalam doa.
Bagaimana dengan saudara-saudara semua, sudahkan hakekat kasih itu sudah menjadi bagaian dalam kehidupan kita sehari-hari? Maribersama-sama kita berlomba untuk saling mengasihi, terlebih mengasihi Tuhan terlebih dahulu, dan juga mengasihi sesama kita. Biaarlah perjalanan kedewasaan kerohanian kita diwarnai dengan kasih yang sejati. God Bless

Rabu, 05 September 2012

Pandangan Dari Atas (Lukas 15:17-23)


Luk 15:19-20  “aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa. Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.”
                Saya selalu senang dan sangat suka dengan kisah dari si anak yang hilang. Ada satu hal yang membuat saya ingin tau mengenai pandangan bapanya tentang anak itu, karena cerita ini menggambarkan/mencerminkan pandangan Tuhan mengenai kita. Mata Tuhan selalu terpaku pada kita, disaat kita masih jauhpun Ia merindukan kita datang kehadapanNya.
                Banyak sekali kita jumpai saat ini, orang-orang yang jauh dari hadapan Tuhan, bahkan aktifis dalam gerejapun ikut tergiur dengan cara hidup dunia, bersenang-senang, pesta pora, dan hanya memuaskan keinginan hatinya saja. Bagaimana dengan kehidupan saudara saat ini? Apakah saudara sedang berjalan membelakangi Tuhan, ataukah saudara berjalan menuju hadapan Tuhan?
                Dalam Injil Lukas 15:17-23 sangat menarik sekali, seorang bapa melihat anaknya yang telah pergi jauh dari kehidupannya, yang telah mengecewakannya, bahkan melupakan bapanya. Namun, kasih seorang bapa terhadap anaknya tidak dibatasi dengan segala pelanggaran ankanya, Bapa yang mau menerima anaknya dalam kondisi apapun.
Kembali kepada teks, dimana bapak itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia. Kata si bungsu kepada bapanya; “Bapa, aku telah bedosa terhadap sorga dan Terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebut abak bapa” tetapi bapaknya berkata kepaa hamba-hambanya “Cepat bawa kemari jubah yang terbaik, pakaiakan kepadanya dan kenakanlah sepatu pada kakinya. Dan ambillah anak lembu tambun dan marilah kita makan dan bersukacita.” Memang suatu cara pandang yang berbeda, Seorang bapa yang begitu merindukan anaknya kembali kepadanya. Seorang bapa yang menyambut kedatanagan anaknya dengan sesuatu yang terbaik dari yang dimilikinya.
Demikian Bapa kita disurga, Ia dengan senag hati menyambut setiap anaknya yang terhilang daripadanya. Allah itu setia dan adil. Setiap orang yang mengaku dosanya Tuhan akan mengampuni dan menyuikan dari dosa dan kejahatan. Jikalau anak yang bungsu itu diterima kembali dengan apa adanya, demikian Tuhan kita Yesus Kristus atas setiap anak-anakNya, Tuhan selalu memberi kesempatan yang kedua bagi kita yang percaya kepadaNya. God Bless

Ku Mau Hidup Secara Vertikal (Kejadian 5:18-24)


Kejadian 5:24  “Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah.”
                Saudara pernah naik  roller coaster??? Mainan ini sering dijumpai di pasar malam, atau wahana-wahana permainan. Ada yang menarik saudara, jikalau diperhatikan dengan baik maianan ini sesaat malaju dengan kencang naik keatas, namun juga ada saatnya untuk turun dengan kecepatan tinggi, yang lebih lagi dimana maianan ini hanya memutar seperti itu seterusnya. Begitu juga dalam kehidupan kita, sering kita jumpai bahwa perjalanan kehidupan kita hanya mutar-mutar tanpa arah yang jelas, kalau saudara ingin berhenti naik roller coaster dalam kehidupan kekristenanmu, kalau ingin menang terhadap godaan, kalau ingin mengalahkan dosa dalam kehidupanmu, maka arah yang kita ambil ialah arah vertikal. Kuncinya ialah kehidupan vertikal.
Apasih kehidupan vertikal itu? Kehidupan vertikal itu sama halnya seseorang yang ingin membuktikan adanya kandungan listrik pada suatu kilat dengan menaikkan layang-layang ke awan, bukan mengapungkan perahu diatas air danau. Kehidupan vertikal membuka jalan kepada kehidupan Kristus sendiri, yaitu hidup “didalam Roh”, berjalan bersama Allah (Rm. 8:9-11).
Ada beberapa ayat dalam PL mengenai sosok perintis dalam kehidupan vertikal, ia adalah Henokh (Kej.5:18-24),ia hidup lama sebelum sepuluh perintah Tuhan diberikan, lama sebelum Yesus lahir, Yesus Mati, Yesus bangkit, lama sebelum Roh Kudus diutus untuk tinggal dalam hati orang-orang percaya, Henokh sudah “hidup bergaul dengan Allah” (Kej 5:24), yangmenjadi pertanyaannnya, gimana Henokh melakukannya? Padahal saat itu dunia begitu jahat, seperti sekarang ini. Henokh tidak punya Alkitab, tidak punya buku-buku rohani, tidak punya Mp3 rohani, tidak ada persekutuan pemuda, bahkan saat cicitnya mulai dewasa, Allah membinasakan dunia dengan air bah, karena penuh dengan dosa.
Henokh merupakan figur yang sangat luar biasa, ia tidak membiarkan rintangan-rintangan yang ada, ia menetapkan hati untuk mengambil langkah-langkah yang perlu untuk menjalani kehidupan vertikal. Dikatakan dalam Alkitab bahwa ia bergaul dengan Allah  300 tahun lamanya. Namun, dapat kita ketahui saudara, bahwa hasil dari kehidupan vertikalnya dengan Allah, Henokh mengalami sukacita, damai sejahtera, dan kemenangan atas dosa. Bahkan Allah memberikan tiket eksklusif “langsung masuk kesurga; tidak perlu melalui kematian”
                Itulah Henokh yang membangun hubungan vertikal dengan Allah, ia melakukannya ditengah-tengah keadaan yang secara manusia tidak memungkinkan, dalam kondisi yang sulit pada waktu itu. Bagaimana dengan kita pada saat ini?
                Ada kabar baik saudara, dimana saya dan saudara semua bisa menjadi seperti Henokh, mungkin memang tidak dapat tiket eksklusif kesurga, melainkan bisa menjalani kehidupan vertikal itu, dengan memperhatikan juga rintangan-rintangan, langkah-langkah, dan juga upah dari kehidupan vertikal.
                Mari saudara, mengambil waktu sejenak untuk mengatakan kepada Allah tentang setiap rintangan, dan minta kepada Allah menunjukkan kepada kita bagaimana mengatasinya dalam keseharian kita. Supaya kita dapat hidup secara vertikal, atau bergaul dengan Allah, melibatkan Allah daam segala aktifitas kita, segala keperluan kita, segala rencana/ planing kita, terlebih masa depan kita. God Bless

Bertekun dalam Kesulitan (Yakobus 1:2-4)



                Yakobus 1:4 “ Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu mejadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun”
                Beberapa waktu lalu seorang mengadakan perjalanan touring ke merapi, pemandangan yang tidak asing, hanyalah sisa-sisa bangunan, dan padang pasir beserta bebatuan hasil dari erupsi merapi Oktober  2011 silam. Smua tinggal kenangan, yang dulunya sauatu desa yang makmur, kini tinggal cerita, karena tidak ada yang menetap lagi tinggal disana. namun ada suatu pemandangan yang lain yang menggugah hati saya, disepanjang jalan, bahkan tempat-tempat yang strategis mereka menulis semangat mereka “kami bisa bangkit,” dalam kondisi yang slit sekali diterima, mereka kehilangan semua harta beda mereka, bahkan tidak punya tempat tinggal lagi, tetapi jiwa mereka masih punya semangat yang tinggi untuk bangkit dari keberadaan mereka, bahkan yang sangat mengesankan bahwa mereka mau bertekun dalam kesulitan mereka, untuk meyambung roda kehidupan.
                Bagaimana kondisi saudara saat ini? Dalam keadaan sulitkah? Yakobus dalam tulisaannya memeberikan semangat lebih bagi saya dan saudara saat ini, apapun kondisi kita saat ini.
                Yakobus menulkiskan dalam suratnya “Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh . . .” bukan suatu hal yang mudah, untuk memahami ayat Firman Tuhan ini, perlu pemahaman khusus. Mari kita renuangkan bersama-sama, pada dasarnya surat ini ditujukan kepada keduabelas sukau di perantauan (orang-orang Yahudi yang tinggal di Palistina), dengan maksud memberi nasihat dan penghiburan kepada orang Percaya (Kristen) yang menagalami pencobaan, kesusahan dan hukuman karena iman Kristen.
                Kata “anggaplah (pencobaan) sebagai suatu kebahagiaan.” Kata-kata ini jikalau kita dengar mungkin saja sangat mengherankan, bahkan megejutkan kita para pembaca, bahkan sebagai orang percaya. Bukankan biasanya yang kita rasakan ialah bersedih hati? Atau murung mungkin, merenung, bahkan sampai depresi tingkat tinggi ketika sedangmenghadapi pencobaan.  Nah’ . . . kita perlu mencoba resep dari Yakobus itu !
                Mengapa kita harus menganggap pencobaan sebagai suatu kebahagiaan? Karena pencobaan itu dapat diubah mejadi berkat secara rohani. Dalam ayat yang 3-4 “Ujian terhadap amanmu menghasilkan ketekunan. Dan biarkan ketekunan itu memperoleh buah yang matang . . .” sebagai oranbg percaya diman suatu penconbaan yang datang itu pada dasarnya meguji ketekunan kita dihadapan Tuhan, apakah kita terhanyut dalam pencobaan itu, ataukah kita mejadi tekun melalui pencobaan itu, pada hakekatnya Allah menrindukan kita untuk bertekun disaat menghadapi persoalan itu, sebab ada janji yang akan kita terima dibalik ketekunan itu, supaya kita memperoleh buah yang matang, hal ini merbicara megenai berkat rohani bagi kehidupan kita, bukan hanya itu saja, bahkan kita menjadi sempurna dan utuk dan tak kekurangan sauatu apapun. Berkat yang luar biasa bukan?
                Itulah berkat darai sebuah ketekuan sauadara,  bagaiaman dengan keberadaan kita saat ini? Masih tetap berkecimpung dengan percobaan itu, atau bahkan kita malah ikut terhanyat dama pencobaan-pencobaan yang kita hadapai. Saudara perlu kita ketahuai bahwa Tuhan sendiripunya rencana yang indah dibalik segala keberadaan kita saat ini, Tuhan mampu mengubahkan padang gurun menjadi, mata air. Bertekun didalam Tuhan, maka Tuhan sendiri yang akan berikan jalan keluar bagi setiap pergumulan kita saat ini, bahkan ada janji Berkat dari padaNya bagi kita yang mau bertekun dalam kesulitan. God Bless

MAKNA KEBANGKITAN KRISTUS BAGI ORANG KRISTEN


Kristus Yesus bangkit  dan hidup kembali pada hari ke tiga sesudah kematian tubuh-Nya di kayu salib. Kebangkitan
Kristus Yesus dari kematian adalah peristiwa  ketika Yesus Kristus  yang secara fisik telah mati hidup kembali mengalahkan kematian.  Tubuh kebangkitan Kristus meski berbeda dari tubuh lama-Nya, namun masih memiliki kaitan dengan yang lama karena , misalnya rupa-Nya  masih sama sehingga bisa dikenal oleh para murid-Nya  dan bekas luka di tangan-Nya masih ada (Yoh. 20:25-28).

Kebangkitan Kristus dari kematian amatlah penting bagi orang Kristen, karena memberikan status hukum kebenaran di hadapan Allah (Rom. 4:24-25), memperlihatkan betapa hebat-Nya kuasa dalam diri orang Kristen (Ef. 1:18-20), dan memberikan kehidupan penuh harapan (1Pet. 1:3-4).

  1. KEBANGKITAN KRISTUS MENGHASILKAN KEBENARAN KITA (Rom. 4:23-25)    "Kata-kata ini, yaitu "hal ini diperhitungkan kepadanya," tidak ditulis untuk Abraham saja,  tetapi ditulis juga untuk kita; sebab kepada kitapun Allah memperhitungkannya, karena kita percaya kepada Dia, yang telah membangkitkan Yesus, Tuhan kita, dari antara orang mati,  yaitu Yesus, yang telah diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan karena pembenaran kita.  (Rom 4:23-25 ITB).
    • Kebenaran di sini secara theologis merupakan status hukum (judicial) yang Allah, selaku Hakim Maha Adil, anugerahkan kepada kita.
      • Kebenaran merupakan antonim / kebalikan dari vonis bersalah / berdosa dengan segala hukumannya yang Allah selaku Hakim Maha Adil nyatakan kepada manusia.   
      • Kebenaran menunjukkan keadaan hubungan kita dengan Allah, yakni Dia memandang kita bukan sebagai orang berdosa / bersalah yang patut dihukum, tetapi sebagai orang benar / tidak bersalah (meskipun dalam kenyataannya secara moral kita telah berdosa/bersalah).
    • Kebenaran kita merupakan karya kebangkitan Kristus Yesus dari kematian.
      • Kita dibenarkan bukan karena hasil usaha, perbuatan, dan kebaikan kita.    
      • Kita dibenarkan karena karya kebangkitan Kristus dari kematian.   
      • Jika kematian-Nya di kayu salib terjadi karena dosa kejahatan kita, maka kebangkitan-Nya dari kematian terjadi karena / demi pembenaran kita.
    • Cara kita mendapatkan kebenaran adalah dengan iman / percaya kepada Dia yang telah membangkitkan Kristus Yesus. "... karena kita percaya kepada Dia, yang telah membangkitkan Yesus, ..."
      • Secara subjektif iman (pistis) adalah sikap hati tanpa keraguan sedikitpun dalam berharap dengan penuh kesetiaan hanya pada janji Allah dan kuasa-Nya dalam mewujudkan janji-Nya itu bagi kita (band. Rom. 4:18-22).   
      • Secara objektif iman (pistis) kita tertuju kepada Dia yang telah membangkitkan Kristus dari kematian dan janji-Nya bahwa kebenaran hanyalah oleh iman dalam Kristus Yesus saja (Rom 3:22).
    • Hasil dari kebenaran dalam Kristus
      • Kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah (Rom. 5:1)
      • Kita pasti diselamatkan dari murka Allah (Rom. 5:9)
      • Kita kelak pasti menerima kemuliaan Allah (Rom. 5:2).
  2. KEBANGKITAN KRISTUS MEMBERIKAN KEHIDUPAN BARU KITA (1Pe 1:3-7)     Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan,  untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu.  Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir.  Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan.  Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.
    • Kebangkitan Kristus memberikan hidup yang penuh harapan.
      • Karena Kristus telah bangkit mengalahkan kematian, maka kehidupan orang Kristen tidak berakhir pada saat kematian tubuhnya.    
      • Karena Kristus telah bangkit mengalahkan kematian, maka orang Kristen memiliki harapan untuk memiliki suatu harta kekayaan yang abadi, yang tidak dapat binasa, tidak dapat cemar, dan tidak dapat layu, yang tersimpan di surga (1Pet. 1:4).
    • Kebangkitan Kristus dari kematian memberikan kehidupan baru bagi orang percaya.
      • Karena kebangkitan-Nya, orang Kristen memiliki kehidupan baru.
        • Kehidupan baru ini bukanlah sekedar pembaharuan dari kehidupan yang sudah ada sebelumnya, tetapi secara substansil sama sekali baru (band. Yeh. 11:19; 36:36).      
        • Kehidupan baru ini terjadi secara supraalami ketika, oleh iman, Roh Kudus mempersatukan kita dalam kematian dan kebangkitan Kristus (Rom. 6:1-11).
      • Karena kebangkitan-Nya, Orang Kristen akan memiliki tubuh baru.
        • Kebangkitan-Nya menjadi prototipe kebangkitan orang-orang percaya. Dia disebut sebagai anak sulung (Kol. 1:18; Why. 1:5). Ini berarti Dia yang pertama memiliki tubuh kebangkitan abadi. Tubuh kebangkitan orang percaya akan baru seperti tubuh Kristus (1Yoh. 3:2) yang berbeda dari tubuh lama (1Kor. 15:35-41). Berdasarkan 1 Yohanes 3, ini berarti tubuh kebangkitan bersifat murni (ay. 3), tanpa dosa (ay. 5), dan benar (ay. 7).     
        • Tubuh baru akan kita miliki dalam sekejap ketika Kristus Yesus datang di awan-awan untuk menjemput dan mengangkat kita (1Kor. 15:51-52; 1Tes. 4:16-17).
    • Respon kita terhadap karya kebangkitan Kristus yang memberikan kehidupan penuh harapan.
      • Kita harus memuji Dia (1Pet. 1:3).      
      • Kita harus bertumbuh dalam iman, terutama ketika menghadapi penderitaan (1Pet. 1:5-7).

  1. KEBANGKITAN KRISTUS MEMPERLIHATKAN KEHEBATAN KUASA KITA (Ef. 1:18-20)     Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus, dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya, yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya di sorga, (Eph 1:18-20 ITB).
    • Kuasa kebangkitan Kristus dari kematian itu maha hebat.
    • Kuasa kebangkitan Kristus ada pada orang percaya.
      • Kuasa (dynamis) mengandung arti kapasitas atau kemampuan untuk melakukan atau mempengaruhi sesuatu/orang.   
      • Kuasa itu diberikan pada saat pertobatan (band. Kol. 2:11-12; 1Pet. 3:21).   Kuasa yang ada pada orang percaya amat dahsyat dan diasosiasikan dengan kehadiran Roh Kudus di dalam diri orang percaya (band. Kis. 1:8).
    • Allah ingin kita hidup dalam kuasa kebangkitan Kristus (1:17).
      • Roh Allah ini agar kita mengerti kehebatan kuasa-Nya bagi kita yang percaya. Kata “mengerti” (eido dan sinonim dengan epignosis, Ef. 1:17) bukan sekedar mengetahui secara intelektual kuasa itu, tetapi juga bermakna memberikan perhatian untuk mengenalnya hingga akrab dalam pengalaman nyata.    
      • Kuasa kebangkitan Kristus yang ada pada kita dimaksudkan untuk menjalan kehidupan kekristenan kita secara benar (band. Rom. 8:11-13; Fil. 2:12-13; 4:13; Ed. 3:20; 6:10).
    • Cara kita untuk mengenal dan hidup dalam kuasa kebangkitan Kristus adalah dengan berdoa tak henti-henti-Nya (Ef. 1:15-17).
      • Berdoa dengan ucapan syukur.   
      • Berdoa dengan ketekunan / terus menerus.   
      • Berdoa dengan permohonan.
    • Hasil dari hidup dalam kuasa kebangkitan Kristus adalah Allah akan meninggikan dan mempermuliakan kita, sebagaimana (meskipun tidak sama)  Dia meninggikan dan memuliakan Kristus di sebelah kanan-Nya (Ef. 1:20).

Kesimpulan / Penerapan
  1. Karena Kristus Yesus telah bangkit mengalahkan kematian, maka kita bisa mendapatkan kehidupan yang benar dan berkenan di hati Allah, kita memiliki kuasa yang dahsyat dalam menjalan kehidupan kekristenan, dan  kita memiliki masa depan yang penuh kemuliaan.
  2. Mintalah dalam ketekunan doa agar Roh Kudus mememberikan hikmat-Nya kepada kita untuk bisa hidup dalam kuasa kebangkitan Kristus.