Jumat, 24 Januari 2014

Aku siap (Yeremia 1:4-10)



Panggilan Nabi Yeremia

Dalam Alkitab, terdapat beberapa kejadian dimana Tuhan memanggil seseorang untuk menjadi hambaNya. Salah satu yang akan kita pelajari adalah kejadian ketika Tuhan memanggil Yeremia untuk menjadi nabi yang menyuarakan Firman Tuhan. Pada masa dimana Yeremia hidup, Tuhan seringkali menyatakan FirmanNya secara langsung kepada nabi, kemudian nabi tersebut akan menyampaikan Firman tersebut kepada rakyat atau bahkan kepada raja. Pada umumnya, Firman Tuhan pada masa-masa itu adalah Firman yang keras, yang menegur kehidupan bangsa Israel yang menyembah allah-allah lain. Firman Tuhan tersebut juga pada umumnya berisi ancaman hukuman yang akan bangsa Israel terima jika mereka tidak bertobat dari jalan mereka yang jahat.

Apa yang terjadi pada saat Tuhan memanggil Yeremia untuk menyampaikan suara Tuhan, terlihat jelas pada ayat 5. Tuhan berkata bahwa sebelum Yeremia lahir, bahkan sebelum Yeremia dibentuk dalam rahim ibunya, Tuhan telah mengenal dan menguduskan Yeremia untuk menjadi nabi bagi bangsa-bangsa. Menurut saya hal ini berarti bahwa sesungguhnya segala kehidupan kita itu sudah direncanakan Tuhan. Hidup kita itu memiliki suatu tujuan yang Tuhan telah tetapkan bahkan jauh sebelum kita dilahirkan. Kehadiran kita di dunia ini tidak kebetulan, tetapi Tuhan telah merancang kedua orang tua kita untuk bertemu dan kemudian menikah dan melahirkan kita di dunia ini. Tuhan sudah merancang kehidupan kita jauh-jauh hari sebelum kita, bahkan sebelum orang tua kita, berada di dunia ini.

Jika keberadaan kita di dunia ini saja berada dalam rencana Tuhan, maka tidak ada alasan bagi siapapun untuk menolak apa yang Tuhan kehendaki bagi kita. Yeremia awalnya menolak panggilan tersebut dengan alasan bahwa ia tidak pandai berbicara dan masih muda (ay. 6). Suatu alasan yang sangat logis mengingat jabatan sebagai nabi Tuhan bukanlah pekerjaan yang mudah. Seorang nabi pada zaman tersebut menghadapi tekanan lingkungan yang luar biasa berat, bahkan risikonya adalah mati.

Namun demikian, alasan apapun yang diungkapkan oleh Yeremia tidak dapat menggoyahkan hati Tuhan. Tuhan tidak mencari alasan Yeremia, Tuhan hanya ingin Yeremia taat kepada Tuhan, kemanapun Tuhan mengutusnya, Yeremia harus siap pergi, dan apapun yang Tuhan perintahkan kepadanya, harus dilakukan oleh Yeremia (ay. 7). Permasalahannya, apakah Yeremia mau pergi kemanapun Tuhan memerintahkan? Iya kalau Tuhan memerintahkan yang enak-enak, pasti Yeremia tidak akan menolak perintah Tuhan. Tetapi bagaimana jika perintah Tuhan adalah perintan yang  berat, dengan jalan yang berat untuk ditempuh? Belum lagi orang-orang yang memusuhi bahkan mencoba untuk membunuh Yeremia?

Itulah mengapa Tuhan meminta Yeremia untuk tidak takut, karena Tuhan berjanji akan selalu menyertai Yeremia dan melepaskan Yeremia dari orang-orang jahat tersebut (ay. 8). Salah satu penggenapan janji Tuhan tersebut terjadi ketika Tuhan menyelamatkan Yeremia secara ajaib dari dalam perigi (sumur) yang penuh lumpur (Yer 38:1-13). Tuhan benar-benar menepati janjiNya kepada Yeremia untuk menyertai dan melindungi Yeremia.

Sejak saat itu, Tuhan telah menaruh perkataan-perkataanNya ke dalam mulut Yeremia (ay. 9) dan mengangkat Yeremia menjadi nabi atas bangsa-bangsa (ay. 10). Jika kita memperhatikan isi kitab Yeremia, kita akan menemukan bahwa Yeremia tidak hanya menyampaikan Firman Tuhan kepada bangsa Israel, tetapi ia juga menyampaikan Firman Tuhan kepada bangsa-bangsa lain, termasuk Firman Tuhan dan nubuatan kepada bangsa Babel yang nantinya akan menghancurkan bangsa Israel.

Kita dapat melihat bahwa walaupun Yeremia awalnya menolak, tetapi Yeremia pun akhirnya sadar bahwa Tuhan sendirilah yang telah memilih dirinya untuk menjadi nabi yang menyuarakan kehendak Tuhan. Ketika ia mau taat terhadap panggilan Tuhan, tentunya Tuhan pun akan menyertai Yeremia dan memperlengkapi Yeremia sehingga ia menjadi salah satu nabi besar di sejarah bangsa Israel. Bagaimana dengan kita? Pernahkah kita menolak panggilan Tuhan? Hanya kita sendiri dan Tuhan yang tahu. Tetapi mari mengingat hal ini, Tuhan tidak pernah salah memanggil seseorang untuk menjadi hambaNya, karena sesungguhnya Tuhan telah mengenal orang tersebut jauh sebelum ia dilahirkan. Panggilan Tuhan tidak pernah salah, justru kitalah yang salah jika kita mengabaikan bahkan menolak panggilan Tuhan dalam kehidupan kita, karena jika demikian, maka sesungguhnya justru kitalah yang menolak kehidupan kita sendiri di dunia ini.


Bacaan Alkitab: Yeremia 1:4-10
1:4 Firman TUHAN datang kepadaku, bunyinya:
1:5 "Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa."
1:6 Maka aku menjawab: "Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih muda."
1:7 Tetapi TUHAN berfirman kepadaku: "Janganlah katakan: Aku ini masih muda, tetapi kepada siapa pun engkau Kuutus, haruslah engkau pergi, dan apa pun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah kausampaikan.
1:8 Janganlah takut kepada mereka, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah firman TUHAN."
1:9 Lalu TUHAN mengulurkan tangan-Nya dan menjamah mulutku; TUHAN berfirman kepadaku: "Sesungguhnya, Aku menaruh perkataan-perkataan-Ku ke dalam mulutmu.
1:10 Ketahuilah, pada hari ini Aku mengangkat engkau atas bangsa-bangsa dan atas kerajaan-kerajaan untuk mencabut dan merobohkan, untuk membinasakan dan meruntuhkan, untuk membangun dan menanam."

Maukan anda hidup beerkelimpahan (Fil 4:9-20)

Intro: ada banyak tempat dan cara yang beraneka ragam yang ditawarkan kepada anda untuk memperoleh kelimpahan

  • Janji tersebut pasti
  •  Allah akan berjanji 
  •  Allah mampu memenuhi 
  •  Namun bersayarat (4:19-18) 
  1.   Memperhatikan pelayan Tuhan (4:10)
    a.       Anggota jemaat Filipi memberi perhatian kepada pelayan Tuhan yang terjun dalam pelayanan
                                                                  i.      Lidia _ pengusaha (pekerja keras)
                                                                ii.      Penjaga penjara_ pegawai negri (24 jam)
                                                              iii.      Budak_ buruh (kerja habis2an)
    b.      Pelayan Tuhan:
                                                                  i.      Tidak meminta
                                                                ii.      Belajar mencukupkan diri (4:11)
    c.       Mengatasi masalah ekonomi
                                                                  i.      Kekurangan dan kelimpahan itu pengalaman sehari-hari (4:12)
                                                                ii.      Mampu mengatasi ekonomi dengan pertolongan Tuhan (4:13)
    d.      punya waktu mendoakan hamba Tuhan    
  2. Memberi pelayan Tuhan
4 manfaat memberi Manfaat kebaikan kaloz Manfaat ekonomi Hubungan orang percaya dengan pelayan Tuhan  take and give
a.       Manfaat bagi pemberi
                                                              i.      Makin memperbesar keuntunganmu (4:17)
                                                            ii.      Memasukkan kepada rekening
b.      Manfaat bagi pelayan Tuhan (kelimpahan)
                                                              i.      Aku telah menerima (4:18a)
c.       Manfaat liturgis
                                                              i.      Persembahan yang harum, suatu korban yang disukai Allah (14:8b)
                                                            ii.      Kata yang sama dpakai untuk pengorbanan kristus (ef 5: 2)
                                                          iii.      Persembahan yang berkenan
1.      Memberi pelayan Tuha (4: 18a)
d.      Manfaat Doksologi (4:20)


Hidupku Berbalik 180 Derajat


DIMANA ANDA BERDIRI SAAT INI, MENJADI SETERU ATAU SEKUTU KRISTUS?

         Banyak sekali seseorang tidak menghargai hidupnya, mereka asyik berkecimpung didalam dunia pribadinya yang bertentangan dengan kehendak Allah.
        Anda seorang yang mengenal Kristus? Apakah saat ini anda sadar dengan posisi keberadaan anda yang sesungguhnya? Mengapa segala kekejian, kemunafikan, nafsu daging, kesombongan masih melekat dalam diri anda?
            Anda ada didunia ini bukan suatu kebetulan, anda ada didunia ini karena Kristus merencanakannya jauh sebelum dunia ini dijadikan, anda dibenarkanya untuk suatu tujuan, yaitu untuk kemulianNya.
            Anda perlu mengetahui dimana posisi sekarang anda berdiri. Mejadi seteru Allah atau sekutu Allah ?________  


 (Endorsemen) 
Tidak banyak hambaTuhan, sekalipun berlatar belakang pendidikant eologi, yang  produktif menulis buku. Tradisi pelayanan kita cenderung merupakan tradisi lisan: berkotbah, bersaksi, dan mengajar secara verbal. Karena itu, upaya Andreas Endar Wiyono untuk membukukan pengajaran Alkitabiahnya menjadi contoh yang baik. Di tengah menjamurnya buku-buku Kristiani yang cenderung pragmatis, bukukarya Andreas ini memiliki keuunggulan komparatif karena berbobot dalaman alisis Alkitabiah, namun disajikan dalam bahasa populer yang mudah dicerna.

HaryadiBaskoro, Th.D.
PenulisBuku “77 RenunganAlkitabiahtentangAkhirJaman” 

           Pertobatan memang membutuhkan waktu yang tidak instan, dan memerlukan proses yang panjang. Namun dengan mengejar pertobatan secara total 180 Derajat, pertobatan anda tidaklah semu, melainkan kehidupan anda menjadi baru dan akan lebih efektif juga produktif didalam pengiringan akan Kristus.
Munculnya penulis-penulis muda sangat jarang dikalangan umat kristiani di indonesia. Kami punya harapan lebih dengan mendukung menerbitkan buku Hidupku Berbalik 180 Derajat”karya Andreas EndarWiyono, akan memberi gairah lebih untuk kaum muda kristiani dalam berkarya untuk mendatangkan kemuliaanNya. 

Yosafat Arif Nugroho, S.Mg., M.Miss. 
Duta Pemulihan Ministry


KERAJAAN DAMAI SEJAHTERA



 PENDAHULUAN
                  Kerajaan seribu tahun atau yang lebih dikelan dengan kerajaan Milenium merupakan masa seribu tahun, dimana selama itu Tuhan Yesus akan memerintah dunia dalam kebenaran dan keadilan, dan juga pada masa itu akan memenuhi perjanjian-perjanjian Allah dalam Perjanjian Lama dan juga dalam Perjanjian Baru kepada Israel  maupn kepada bangsa-bangsa lain. Dalam bagian ini dikemukakan bahwa Kristus  akan memerintah sebuah kerajaan dibumi selama seribu Tahun.
                  Istilah seribu tahun itu terdapat dalam Alkitab sebanyak enam kali (Wahyu 20:2-7), Istilah millenium berasal dari bahasa latin mille  dan annus,uang berarti seribu tahun, doktrin mengenai millenium atau kerajaan seribu tahun sering juga disebut dengan memekai istilah chiliasme yang berarti “seribu tahun”.[1] Dengan ini penulis makalah ini akan menggali lebih jauh mengenai apa yang berkenaan dengan topik tersebut. Pemerintahan Kristus sendiri tidakk mulai pada beberapa peristiwa di masa yang akan datang, Ia sekaran memerintah di surga


KONSEP KERAJAAN ALLAH DALAM ALKITAB
                  Pandangan sebelum Kerajaan Seribu Tahun tentang pemerintahan Kristus berpendapat bahwa Ia akan memerintah dibumi selama seribu tahun sesudah kedatanganNya kedua kali[2]. Alkitab secara khusus membicarakan kerajaan Seribu Tahun ini dalam kitan Wahyu pasal yang ke 20 namun banyak ayat2 Alkitab lainnya yang memberikan ciri mengenai pokok bahasan ini. Allah bertahta disorga akan mendirikan kerajaan yang tidak akan binasa selama-lamanya (Dan. 2:44; 7:13,26, 27; Wah. 11:15), Thiessen berpendapat bahwa hal ini bukan berarti kerajaan rohani yang ada pada saat ini, kerajaan ini tidak akan berbaur dengan kerajaan-kerajaan yang ada didunia ini tetapi menggantikan kerajaan-kerajaan didunia ini.[3] Pada dasarnya Kerajaan Seribu Tahun yang dinyatakan dalam Alkitab dikelompokkan menjadi dua kategori, yakni kerajaan kekal (Maz 10:16; 29: 10; 74: 12) dan kerajaan Allah atau yang sering disebut sebagai kerajaan Theokrasi.[4]
                  Lebih spesifik dimana kerajaan kekal ini dipisahkan dengan Theokrasi karena sifat-sifatnya yang lain, kerajaan ini bersifat unik, dimana kerajaan ini tak terbatas oleh waktu (Yer 10:10; Mat 5:19), kerajaan ini juga bersifat universal karena kekuasaanNya meliputi surga dan bumi (1 Taw 29:11-12; Dan 4:17,25, 32), kerajaan ini juga bersifat Providental hal ini menunjukkan adanya perhatian yanng bersifat individual dari Allah terhadap manusia (Yes. 10: 5-6; 25:8-10; 27:4-8; 51:11-24), didalam kerajaan kekal ini juga terdapat intervensi Allah secara langsung sehingga sifatnya ajaib, hal ini dibuktikan dengan adanya mijizat-mujizat (Kel. 7:3-5), dan satu hal lagi dimana kerajaan Seribu Tahun ini bertentangan dengan kuasa gelap, kuasa gelap ni memiliki permulaan yakni, kejatuhan malaikan tertinggi kedalam dosa karena hendak menyaingi Allah, hal ini mnyatakan bahwa kerajaa ini bersifat anti kuasa gelap (Yeh. 28: 11-19; Yes: 14:12-17).
                  Kerajaan Allah atau kerajaan Theokrasi adalah kerajaan dimana Allah yang bekerja dalam sejrah manusia, yakni kerajaan Allah dibumi ini.[5] Masa duia tanpa dosa atau lebih dikenal dengan masa Eden, dimana masa pemerintahan di dunia tanpa dosa atau pra-dosa, masa ini dimulai dari (kej 1:26-27) hingga (Kej. 3:6) manusia jatuh kedalam dosa. Masa suara hati (Kej. 3:7- Kej 7). Kritus sebagai pemerintah dunia dari Kerajaan Seribu Tahun akan menjadi obyek penyembahan, dan pengetahuan dari kebenaran Alkitab maupun pertunjukan Ilahi.[6]


MASA KERAJAAN SERIBU TAHUN
      Yesus Kristus telah naik kesorga dan kini Ia duduk disebelah kanan Allah Bapa, namun saatNya akan tiba ketika Ia bersemayam ditahtaNya sendiri (Wahyu 3:21). Hal ini merupakan masa pemerintahan dimana Tuhan Yesus Kristus secara pribadi dan terlihat oleh manusia, akan memerintah seluruh dunia dan seisi bumi (Dan. 7:14), dimana pada amasa ini dapat dilihat bahwa kekuasaanNya bersifat kekal dan kerajaanNyaa tidak akan musnah.[7] Kerajaan millenium sendiri merupakan klimaks dari progam Allah. pentingnnya realisasi kerajaan seribu tahun ini ialah ditegakannya pemerintahan Allah dibumi (Wahyu 20:1-7). Dalam pasal ini secara khusus membicarakan suatu harapan yang sangat dinantikan aktualitasnya, terutama oleh para nabi. Thiessen berpendapat bahwa akan tiba waktunya ketika kedamaian dan kebenaran akan memerintah dibumi ini.[8] Oleh sebab itu Allah secara menyeluruh merealisasikan kerajaan ini, sebab tidaklah boleh ada rencana Allah yang gagal. Sebanyak enam kali dalam Wahyu 20:2-7 menyatakan bahwa lamanya Kerajaan Seribu Tahun dinyatakan 1000 tahun.[9] Basley- Murray membahas mengenai Kerajaan Seribu Tahun, dia menjelaskan bahwa pada dasarnya, Kerajaan Seribu Tahun berarti bahwa ada satu masa diantara masa ii dan masa Surga Baru dan Bumi Baru, atau masa kekekalan, pada masa itu Mesias akan memerintah di bumi.[10]


PEMERINTAHAN KERAJAAN SERIBU TAHUN
      Peristiwa-peristiwa yang tercatat dalam kitab Wahyu dari pasal 1 sampai pasal 19 menjelaskan Pra-Kerajaan Damai Sejahtera, dan memuncak pada pasal 20, yaitu percakapan tentang melenium atau Kerajaan Seribu Tahun. Sedangkan pemerintahan mesianis, Kerajaan Seribu Tahun akan berupa teokrasi.[11] Ini merupakan bentuk pemerintahan Allah yang sama yang digunakan untuk Israel dalam masa-masa PL, hanya dalam pemerintahan Kerajaan Seribu Tahun, Tuhan Yesus Kristus secara pribadi dan nampak akan memerintah urusan-rusan seluruh manusia (Dan. 7:14). Pemerintahannya akan menjadi seperti raja lalim yangpenuh kebaikan (Why. 19:15), dan sebagai hasilnya akan ada suatu pengadilan untuk yang sempurna dan lengkap, dan dosa dengan seketika akan dihukum (Yes. 11:4; 65:20).

Setan dibelenggu (20:1-3)
                  Pembukaan kalimat “lalu aku melihat,” dipakai untuk membuka pasal 19:11, 17, 19; 20: 1, 4, 11, 12, dan 21:1, kalimat ini tidak menunjujkkan adanya catatan waktu, tetapiada kesan bahwa penglihatan-penglihatan yang dilihatnya dalam pasal 19-21 terjadi secara berturut-turut. Jikalau melihat pasal 9: 1-2 malaikat diberi “anak kunci jurang maut” untuk membuka lubang “jurang maut”, maka dalam ayat 1 ini “jurang maut” menjadi peranan bagi Iblis selama seribu tahun, riwayat iblis diteruskan dalam pasal 20:7-10.
                  Dalam ayat yang ke dua akirnya Iblis tida begitu penting, iblis tidak ditangkap oleh Allah Bapa, juga tidak ditangkap oleh Anak Allah, tetapi dalam ayat ini menjelaskan bahwa seorang malaikat tanpa nama menangkap naga. Dari frase inidapat dilihat bahwa sebutan “naga” mengingatkan pada pasal 12-13 yang berbicara mengenai figur-figur akhir zaman[12], sedangkan sebutan “si ular tua itu” mengingatkan pembaca pada Kejadian 3:1-15. Selain itu Iblis juga diikat, selama seribu tahun lamanya (ayat 2), hal ini menunjukkan bahwa saat iblis diikat dan dilemparkan kedalam jurang maut, yang kemudian disegel (ayat 3) dupaya iblis “jangan lagi menyesatkan bangsa-bangsa,” dalam nats ini sangat jelas bahwa iblis bukan hanya sekedar dibatasi, namun iblis sama sekali tidak dapat menyesatkan lagi.
                  Setan diikat selama aeribu tahun lamanya, frase ini disebut berulang-ulang dalam ayat 7 (sebanyak 6 kali), dimana menurut Dr. Chris Marantika berpendapat bahwa:
kebenaran menyerap keseluruh bumi (Yes. 11:3-5) jadi wajarlah bila setan, penipu yang dibicarakan merajalela dimasa Tribulasi harus dirantai/ dibelenggu agar tak bebas menjebak dan menjerat manusia beriman kepada Yesus dibumi, yang menghuni Kerajaan Damai Sejahtera itu.[13]

Dalam Yesaya 2:4, dimana yang menjadi hasilnya adalah damai sejahtera sejati, dan kemakmuran yang melimpah (Yes. 35:1-2).

Kristus Memerintah Bersama Orang Saleh Selama Seribu Tahun (20:4-6)
                  Allah menjanjikan kepada orang-orang yang menang pada zaman ini, dan juga kepada mereka yang “tidak menyembah” Anti-Kristus dan mereka yang mati syahid pada masa kesengsaraan, digenapi pada masa “seribu tahun” itu. Jikalau melihal Wahyu 1: 3, dimana janji Allah dinyatakan “berbahagialah... meraka yang...menuruti apa yang ada tertulis didalamnya, sebab waktunyasudah dekat.” Dalam ayat 4 yang ikut memerintah adalah gereja yang hidup atau setia sampai mati, dan memperoleh mahkota di bema Kristus (I Kor 6:2; 2 Tim 2:12).
                  Kata “menghakimi” jikalau dilihat dalam PL hal ini berkaitan dengan hal memerintah, jadi dengan ini orang-orang yang mati syahid diberi “kuasa untuk menghakimi,” hal itu dapat diartikan bahwa mereka diberi kuasa untuk memerintah.
                  Kalimat yang menyatakan bahwa “mereka hidup kembali dan memerintah sebagai raja berasama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun” hal ini berarti kita “hidup kembali dalam Kristus,” seperti halnya dalam Yohanes 5:25, “... orang-orang mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka mendengar, akan hidup.”  Dalam ayat ini kata “hidup kembali” yang diterjemahkan “bangkit”, istilah ini menunjuk kepada kebangkitan tubuh jasmani daam Yoh. 11:25; Rm. 14:9; Why. 1:18; 2:8. [14]
                  Dave Hagelberg dalam bukunya berpendapat bahwa ungkapan “orang-orang mati yang lain” menunjuk kepada orang yang tidak percaya, yang tidak dibenarkan oleh iman yang harus dihukum.[15] Sedangkan kata atau istialah “kebangkitan pertama” hanya dipakai satu kali dalam kitab Wahyu, dan juga istilah tersebut tidak dipakai dalam seluruh Firman Tuhan, seperti halnya penyataan “kebangkitan kedua”dalam pasal 20:13. Dalam nats ini adanya masa seribu tahun diantara dua kebangkitan, sepertio halnya diungkapkan dalam Yohanes 5:28-29 dan Daniel 12:2, dari hal ini dapat dimengerti bahwa ada perbedaan antara kebangkitan pada kehidupan yang kekal dan kebangkitan pada penghukuman yang kekal, tetapi unsur seribu tahun diantara dua kebangkita ini hanya tertulis dengan jelas dalam Wahyu 20.
                  Kebahagiaan itu terlukis dalam ayat yang ke 6 dimana “kematian yang kedua” tidak mungkin mengganggu, dan mereka akan “menjadi imam-imam” dan “memerintah sebagai raja.” Mereka akan menikmati berkat ini “bersama-sama dengan” Kristus selama seribu tahun lamanya. Jkalau dilihat konteks sebelumnya,m pernyataan ini mirip sekali dengan apa yang dijanjikan dengan jemaat di Smirna “barang siapa menang, ia akan menderita apa-apa dari kematian yang kedua” dengan ini jaji itu sudah digenapi dalam pasal 20. Kematian pertama adalah kematian yang kelihatan, yaitu kematian jasmani sedangkan kematian yang kedua mengacu kepada hukuman kekal.[16] Sedangkan gereja sendiri berfungsi untuk melayani Tuhan Yesus Kristus secara benar. Inilah kebahagiaan besar yang dinikmati oleh penerima mahkota/pahala, ada lima pahala ( I Kor 9:25)

Pengembalian Setan (20:7)
            Pembahasan mengenai masa seribu tahun sangatlah singkat, tetapi dalam nats ini Yohanes telah menyampaikan apa yang harus disampaikan mengenai apa yang harus disampaikan mengenai apa yang akan terjadi pada masa itu. Pada akhir “masa seribu tahun itu,” dengan sengaja iblis “dibebaskan”, sehingga sekali lagi dia menyesatkan bangsa-bangsa. Jikalau dilihat dari teksnya maka dapat dimengerti bahwa pada bagian ini iblis tidak membebaskan diri, namun iblis dilepaskan, dan dengan hal ini Tuhan memiliki tujuan tertentu.

Pemberontakan Bangsa-bangsa (20:8-10)
                  Pemerintahan seribu tahun Kristus akan berakhir dengan adanya suatu oemberontakan melawan Kristus sebagai Allah dan Raja[17]. Iblis berperan serta dalam konteks bahasan ini, dimana sesuai dengan sifat iblis sejak semula, usaha iblis adalah menyesatkan bangsa-bangsa. Setelah Tuhan Yesus Kristus sendiri memerintah dibumi selama seribu tahun, tibalah saatnya banyak orang ikut iblis dan melawan Tuhan. Peristiwa ini membuktikan bahwa manusia menjadi jahat oleh karena kehendak sendiri. jelas sekali dalam ayat 8 diyuliskan bahwa bangsa-bangsa yang disesatkan ialah Gog dan Magog, jikalau melihat konteksnya dalam PL hal ini dibahas dalam Yehezkhiel pasal 36-37, dimana telah dinobuatkan pemulihan umat Israel ditanah Kanaan pada permulaan kerajaan Mesias, dan setelah itu, dalam pasal 38-39, dinobuatkan tentang peperangan Gog dan Magog. Berdasarkan Yehezkhiel 38:2 Gog adalah “raja agung negeri Mesekh dan Tubal,” sedangkan Magog adalah cucu nabi Nuh (Kej. 10:2; 1 Taw 1:5), namun didalam Yehezkhiel 38:2 dan 39:6 Magog menunjjuk kepada suku yang bermunsuhan dengan umat Allah.
                  Dalam ayat 9 kata “seluruh daratan” diterjemahkan “lebarnya.”[18] Kata ini dipakai juga sekali dalam Efesus 3:18 dan muncul sebanyak dua kali dalam Wahyu 21:16, yang dapat dipahami bahwa mereka muncul dari seluruh dunia , atau mereka menguasai seluruh bumi.  Sedangkan frase “perkemahan tentara orang-orang kudus”  mengacu kepada sejak pengalaman bangsa Israel dipadang gurun (Kel. 14:19) dimana umat Allah tetap berziarah sampai pada waktu bumi ditiadakan. Dengan naiknya keseluruh dataran bumi, lalu mengepung perkemahan tentara orang-orang kudus dan kota yang dikashi. Yang dimaksud kota yang dikasihi ini mungkin merujuk kepada Yerusalem.
                  Pada akhirnya (ayat 10), diman iblis tidak dapat menyesatkan lagi, karena dia akan “dilemparkan keadalam lautan api dan belerang” untuk “selama-lamanya.” Iblis pada bagian ini tidak dihakimi, tetapi masuk dalam hukuman kekal, ini berarti iblis jatuh untuk selama-lamanya. Dalam ayat 10 dijelaskan bahwa tempat iblis dilemparkan sama seperti tempat binatang dan nabi palsu. Jikalau melihat konteks dalam Matius 25:41 dimana “api yang kekal” itu disediakan “untuk iblis dan malaikat-malaikatnya,” dan juga yang memihak iblis ikut juga dalam hukuman itu. Hal ini juga termasuk dalam penglihatan Daniel (Dan. 7:11), penyiksaan ini terjadi siang dan malam. J sidlow Baxter berpendapat bahwa mengapa hal ini harulah terjadi karena untuk memperlihatkan bahwa peranan iblis sama sekali tidak bisa diperbaiki lagi, dan sifat-sifat manusia yang berasal dari Adam pun sama sekali tidak bisa disembuhkan lagi, meskipun sudah diperintah dengan baik seribu tahun lamanya.[19]

Pengadilan Orang-orang Sesat (20:11-15)
                  Yang menjadi bagian akhir dari bagian ini ialah pengadilan orang-orang sesat. Dimana sesudah pemberontakan paling akhir, terjadi penghakiman yang terakhir. Pada saat itu langit dan bumi yang lama berakhir. Tampak suatau “tahta putih yang besar”, dan lenyaplah bumi dan surga, dengan itu berakhirlah Kerajaan Seribu Tahun. Penghakiman  atau pengadilan ini sendiri ditujukan secara khusu kepada orang yang tidak pernah percaya pada Tuhan Yesus Kristus. Rasul Paulus menggambarkan hari akhir, dimana dihadapan tahta putih yang besar, kitab-kitab akan dibuka dan orang percaya akan dihakimi.[20]
                  Dalam ayat 11 sendiri pernyataan “tahta putih yangbesar” ini tidak dijelaskan apakah tahta itu menujuk kepada tahta yang diduduki Tuhan Yesus, sedangkan dalam Wahyu 4-5 mnyatakan bahwa Allah Bapa duduk diatas tahtaNya, tetapi dalam pasal 3:21 dimana Tuhan Yesus ikut duduk diatas tahta BapaNya. Namun dalam 1 Kor 6:3, dimana bahwa orang percaya akan iku menghakimi.
                  Mereka yang disebut dalam ayat 12 mengacu kepada orang yang tidak percaya kepada Kristus, mereka disebut yang “mati” dalam ayat ini adalah mereka yang tidak percaya kepada Kristus, sedangkan mereka yang dibangkitkan pada kebangkitan pertama (20:4) dikatakan “hidup kembali”. Mereka yang dibangkitkan pasa kebangkitan pertama masuk dalam kemuliaan kekal, sedangkan mereka yang dibangkitkan pada kebangkitan yang kedua (20:12) tetap disebut “orang-orang mati,” karena mereka masuk dalam hukuman kekal. Dan akan dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang tertulis didalam kitab-kitab. Rupanya perbuatan mereka ditulis dalam semua kitab, yang digunakan untuk menghakimi sesuai perbuatannya.
                  Sedangkan ayat 13 memberikan gambaran supaya penghakiman yang disebut diatas dapat terjadi, maka “laut, maut dan kerajaannya  harus menyerahkan orang –orang mati yang ada didalamnya. Frase ini diulangi juga dalam ayat 14 diaman maut dan kerajaan maut merupakan kuasa yang terakhir yang harus dikalahkan oleh Tuhan Yesus (I Kor 15:24-28; 15: 54-55). Ayat yang terakhir (ayat 15) merupakan suatu ringkasan menegenai penghakiman tahta putih . dalam ayat ini dapat dilihat bahwa ada suatu penegasan, satu-satunya syarat untuk bisa lepasa dari lautan apai, yaitu harus tertulis dalam kitab kehidupan itu. (ayat 15).


KESIMPULAN
            Alkitab sendiri menggambarkan masa Kerajaan Seribu Tahun sebagai masa sukacita dan kebahagiaan yang luar biasa. Dalam masa ini juga pengenalan yang penuh akan Tuhan akan meliputi selam pemerintahan Kerajaan Seribu Tahun. Kerajaan itu akan menjadi suatu masa yang akan berisi dengan kebenaran, baik secara perseorangan ataupun secara keseluruahan sebagai bangsa, sesuai dengan nobuatan Salomo. Pemerintahan Seribu Tahun dakhiri dengan adanya suatuoemberontakan melawan Kristusw sebagai Allah dan Raja, hal ini akan terjadi dengan dilepaskannya iblis yang pada mulanya telah diikat sselama masa Kerajaan Seribu Tahun. Kerajaan yang paling ideal yang diabayangkan oleh manusia lepas dari zaman kekal tu sendiri, berakhir dengan kejahatan manusia dan Allah menghukum dunia. Kenyataan yang tragis ialah bawasanya tak seorangpun yang dilemparkan kedalam api, Kristus telah mati bagi setiap orang, termasuk semua, dan masuknya mereka kedalam siksaan kekal itu adalah sebuah hikiman dari Allah sendiri, walaupun Allah sendiri tidak mau seorangpun binasa, tetapi Allah didalam keadilanNya harus melakukan hukuman itu, dan oleh kegagalan orang-orang tersebut untuk menghargai dan menerima anugerah Allah.














DAFTAR PUSTAKA


Baxer, J. Sidlow Menggali Isi Alkitab 4. Jakarta: YKBK. 2008.

Beasley, Murray, G. R Revalation. Grand Rapids: William B. Eerdmans Publishin Company. 1978. Dikutip oleh: Dave Hagelberg, Tafsiran Wahyu dari Bahasa Yunani. Yogyakarta: Andi Offset. 2008.

Enns, Paul The Moody Handbook of Theology. Malang: Literatur Saat. 2010

Marantika, Chris Eskatologi. Yogyakarta: Iman Press.2007

_____________ Diktad Kuliah:  Eksposisi Kitab Wahyu, Sem 1. 2010

Ryrie, Charles C. Teologi Dasar 2. Yogyakarta: Andi Offset. 2010.Thiessen,

Henry C. Teologi Sistematika, peny., Vernon D. Doerksen. Malang: Gandum Mas. 2000

Walvoord,John F. Yesus Kristus Tuhan Kita. Surabaya: Yakin. tt



[1]Henry C. Thiessen, Teologi Sistematika, peny., Vernon D. Doerksen (Malang: Gandum Mas. 2000), 611

[2] John F. Walvoord,Yesus Kristus Tuhan Kita, (Surabaya: Yakin. tt), 268.
[3]Ibid. 612
  
[4]Chris Marantika, Eskatologi, (Yogyakarta: Iman Press.2007), 128

[5]Ibid. 129
[6]John F. Walvoord,Yesus Kristus Tuhan Kita, (Surabaya: Yakin. tt), 271

[7]Chris Marantika, Eskatologi, (Yogyakarta: Iman Press.2007), 131.

[8]Henry C. Thiessen, Teologi Sistematika, peny., Vernon D. Doerksen (Malang: Gandum Mas. 2000), 613.

[9] Charles C. Ryrie, Teologi Dasar 2, (Yogyakarta: Andi Offset. 2010), 348.
[10]Murray, G. R Beasley, Revalation, (Grand Rapids: William B. Eerdmans Publishin Company. 1978). 287-292. Dikutip oleh: Dave Hagelberg, Tafsiran Wahyu dari Bahasa Yunani, (Yogyakarta: Andi Offset. 2008). 273.

[11]Charles C. Ryrie, Teologi Dasar 2, (Yogyakarta: Andi Offset. 2010), 348.
[12]Chris Marantika, Diktad Kuliah : Eksposisi Kitab Wahyu, Sem I, 2010.

[13]Ibid, 110.
[14] Dave Hagelberg, Tafsiran Wahyu dari Bahasa Yunani, (Yogyakarta: Andi Offset. 2008).278.

[15]Ibid, 281.
[16]Ibid, 282

[17] John F. Walvoord,Yesus Kristus Tuhan Kita, (Surabaya: Yakin. tt), 273.
[18] Dave Hagelberg, Tafsiran Wahyu dari Bahasa Yunani, (Yogyakarta: Andi Offset. 2008).274.

[19]J. Sidlow Baxer, Menggali Isi Alkitab 4, (Jakarta: YKBK. 2008), 242.

[20]Paul Enns, The Moody Handbook of Theology, (Malang: Literatur Saat. 2010),470.