PENDAHULUAN
Kerajaan
seribu tahun atau yang lebih dikelan dengan kerajaan Milenium merupakan masa
seribu tahun, dimana selama itu Tuhan Yesus akan memerintah dunia dalam
kebenaran dan keadilan, dan juga pada masa itu akan memenuhi
perjanjian-perjanjian Allah dalam Perjanjian Lama dan juga dalam Perjanjian
Baru kepada Israel maupn kepada
bangsa-bangsa lain. Dalam bagian ini dikemukakan bahwa Kristus akan memerintah sebuah kerajaan dibumi selama
seribu Tahun.
Istilah
seribu tahun itu terdapat dalam Alkitab sebanyak enam kali (Wahyu 20:2-7), Istilah
millenium berasal dari bahasa latin mille dan annus,uang
berarti seribu tahun, doktrin mengenai millenium atau kerajaan seribu tahun
sering juga disebut dengan memekai istilah chiliasme
yang berarti “seribu tahun”. Dengan ini penulis makalah ini akan
menggali lebih jauh mengenai apa yang berkenaan dengan topik tersebut.
Pemerintahan Kristus sendiri tidakk mulai pada beberapa peristiwa di masa yang
akan datang, Ia sekaran memerintah di surga
KONSEP KERAJAAN ALLAH DALAM
ALKITAB
Pandangan
sebelum Kerajaan Seribu Tahun tentang pemerintahan Kristus berpendapat bahwa Ia
akan memerintah dibumi selama seribu tahun sesudah kedatanganNya kedua kali. Alkitab secara khusus
membicarakan kerajaan Seribu Tahun ini dalam kitan Wahyu pasal yang ke 20 namun
banyak ayat2 Alkitab lainnya yang memberikan ciri mengenai pokok bahasan ini. Allah
bertahta disorga akan mendirikan kerajaan yang tidak akan binasa selama-lamanya
(Dan. 2:44; 7:13,26, 27; Wah. 11:15), Thiessen berpendapat bahwa hal ini bukan
berarti kerajaan rohani yang ada pada saat ini,
kerajaan ini tidak akan berbaur dengan kerajaan-kerajaan yang ada didunia ini
tetapi menggantikan kerajaan-kerajaan didunia ini.
Pada dasarnya Kerajaan Seribu Tahun yang dinyatakan dalam Alkitab dikelompokkan
menjadi dua kategori, yakni kerajaan kekal (Maz 10:16; 29: 10; 74: 12) dan
kerajaan Allah atau yang sering disebut sebagai kerajaan Theokrasi.
Lebih
spesifik dimana kerajaan kekal ini dipisahkan dengan Theokrasi karena
sifat-sifatnya yang lain, kerajaan ini bersifat unik, dimana kerajaan ini tak
terbatas oleh waktu (Yer 10:10; Mat 5:19), kerajaan ini juga bersifat universal
karena kekuasaanNya meliputi surga dan bumi (1 Taw 29:11-12; Dan 4:17,25, 32),
kerajaan ini juga bersifat Providental hal ini menunjukkan adanya perhatian
yanng bersifat individual dari Allah terhadap manusia (Yes. 10: 5-6; 25:8-10;
27:4-8; 51:11-24), didalam kerajaan kekal ini juga terdapat intervensi Allah
secara langsung sehingga sifatnya ajaib, hal ini dibuktikan dengan adanya
mijizat-mujizat (Kel. 7:3-5), dan satu hal lagi dimana kerajaan Seribu Tahun
ini bertentangan dengan kuasa gelap, kuasa gelap ni memiliki permulaan yakni,
kejatuhan malaikan tertinggi kedalam dosa karena hendak menyaingi Allah, hal
ini mnyatakan bahwa kerajaa ini bersifat anti kuasa gelap (Yeh. 28: 11-19; Yes:
14:12-17).
Kerajaan
Allah atau kerajaan Theokrasi adalah kerajaan dimana Allah yang bekerja dalam
sejrah manusia, yakni kerajaan Allah dibumi ini.
Masa duia tanpa dosa atau lebih dikenal dengan masa Eden, dimana masa
pemerintahan di dunia tanpa dosa atau pra-dosa, masa ini dimulai dari (kej
1:26-27) hingga (Kej. 3:6) manusia jatuh kedalam dosa. Masa suara hati (Kej.
3:7- Kej 7). Kritus sebagai pemerintah dunia dari Kerajaan Seribu
Tahun akan menjadi obyek penyembahan, dan pengetahuan dari kebenaran Alkitab
maupun pertunjukan Ilahi.
MASA KERAJAAN SERIBU TAHUN
Yesus
Kristus telah naik kesorga dan kini Ia duduk disebelah kanan Allah Bapa, namun
saatNya akan tiba ketika Ia bersemayam ditahtaNya sendiri (Wahyu 3:21). Hal ini
merupakan masa pemerintahan dimana Tuhan Yesus Kristus secara pribadi dan
terlihat oleh manusia, akan memerintah seluruh dunia dan seisi bumi (Dan.
7:14), dimana pada amasa ini dapat dilihat bahwa kekuasaanNya bersifat kekal
dan kerajaanNyaa tidak akan musnah.
Kerajaan millenium sendiri merupakan klimaks dari progam Allah. pentingnnya
realisasi kerajaan seribu tahun ini ialah ditegakannya pemerintahan Allah
dibumi (Wahyu 20:1-7). Dalam pasal ini secara khusus membicarakan suatu harapan
yang sangat dinantikan aktualitasnya, terutama oleh para nabi. Thiessen
berpendapat bahwa akan tiba waktunya ketika kedamaian dan kebenaran akan
memerintah dibumi ini.
Oleh sebab itu Allah secara menyeluruh merealisasikan kerajaan ini, sebab
tidaklah boleh ada rencana Allah yang gagal. Sebanyak enam kali dalam Wahyu
20:2-7 menyatakan bahwa lamanya Kerajaan Seribu Tahun dinyatakan 1000 tahun. Basley- Murray membahas mengenai Kerajaan Seribu Tahun, dia menjelaskan
bahwa pada dasarnya, Kerajaan Seribu Tahun berarti bahwa ada satu masa diantara
masa ii dan masa Surga Baru dan Bumi Baru, atau masa kekekalan, pada masa itu
Mesias akan memerintah di bumi.
PEMERINTAHAN KERAJAAN SERIBU
TAHUN
Peristiwa-peristiwa
yang tercatat dalam kitab Wahyu dari pasal 1 sampai pasal 19 menjelaskan
Pra-Kerajaan Damai Sejahtera, dan memuncak pada pasal 20, yaitu percakapan
tentang melenium atau Kerajaan Seribu Tahun. Sedangkan pemerintahan mesianis,
Kerajaan Seribu Tahun akan berupa teokrasi.
Ini merupakan bentuk pemerintahan Allah yang sama yang digunakan untuk Israel
dalam masa-masa PL, hanya dalam pemerintahan Kerajaan Seribu Tahun, Tuhan Yesus
Kristus secara pribadi dan nampak akan memerintah urusan-rusan seluruh manusia
(Dan. 7:14). Pemerintahannya akan menjadi seperti raja lalim yangpenuh kebaikan
(Why. 19:15), dan sebagai hasilnya akan ada suatu pengadilan untuk yang
sempurna dan lengkap, dan dosa dengan seketika akan dihukum (Yes. 11:4; 65:20).
Setan dibelenggu (20:1-3)
Pembukaan kalimat “lalu aku
melihat,” dipakai untuk membuka pasal 19:11, 17, 19; 20: 1, 4, 11, 12, dan
21:1, kalimat ini tidak menunjujkkan adanya catatan waktu, tetapiada kesan
bahwa penglihatan-penglihatan yang dilihatnya dalam pasal 19-21 terjadi secara
berturut-turut. Jikalau melihat pasal 9: 1-2 malaikat diberi “anak kunci jurang
maut” untuk membuka lubang “jurang maut”, maka dalam ayat 1 ini “jurang maut”
menjadi peranan bagi Iblis selama seribu tahun, riwayat iblis diteruskan dalam
pasal 20:7-10.
Dalam ayat yang ke dua akirnya
Iblis tida begitu penting, iblis tidak ditangkap oleh Allah Bapa, juga tidak
ditangkap oleh Anak Allah, tetapi dalam ayat ini menjelaskan bahwa seorang
malaikat tanpa nama menangkap naga. Dari frase inidapat dilihat bahwa sebutan
“naga” mengingatkan pada pasal 12-13 yang berbicara mengenai figur-figur akhir
zaman, sedangkan sebutan “si
ular tua itu” mengingatkan pembaca pada Kejadian 3:1-15. Selain itu Iblis juga
diikat, selama seribu tahun lamanya (ayat 2), hal ini menunjukkan bahwa saat
iblis diikat dan dilemparkan kedalam jurang maut, yang kemudian disegel (ayat
3) dupaya iblis “jangan lagi menyesatkan bangsa-bangsa,” dalam nats ini sangat
jelas bahwa iblis bukan hanya sekedar dibatasi, namun iblis sama sekali tidak
dapat menyesatkan lagi.
Setan diikat selama aeribu
tahun lamanya, frase ini disebut berulang-ulang dalam ayat 7 (sebanyak 6 kali),
dimana menurut Dr. Chris Marantika berpendapat bahwa:
kebenaran
menyerap keseluruh bumi (Yes. 11:3-5) jadi wajarlah bila setan, penipu yang
dibicarakan merajalela dimasa Tribulasi harus dirantai/ dibelenggu agar tak
bebas menjebak dan menjerat manusia beriman kepada Yesus dibumi, yang menghuni
Kerajaan Damai Sejahtera itu.
Dalam Yesaya
2:4, dimana yang menjadi hasilnya adalah damai sejahtera sejati, dan kemakmuran
yang melimpah (Yes. 35:1-2).
Kristus Memerintah Bersama Orang Saleh Selama Seribu Tahun (20:4-6)
Allah menjanjikan kepada
orang-orang yang menang pada zaman ini, dan juga kepada mereka yang “tidak
menyembah” Anti-Kristus dan mereka yang mati syahid pada masa kesengsaraan,
digenapi pada masa “seribu tahun” itu. Jikalau melihal Wahyu 1: 3, dimana janji
Allah dinyatakan “berbahagialah... meraka yang...menuruti apa yang ada tertulis
didalamnya, sebab waktunyasudah dekat.” Dalam ayat 4 yang ikut memerintah
adalah gereja yang hidup atau setia sampai mati, dan memperoleh mahkota di bema
Kristus (I Kor 6:2; 2 Tim 2:12).
Kata “menghakimi” jikalau dilihat
dalam PL hal ini berkaitan dengan hal memerintah, jadi dengan ini orang-orang
yang mati syahid diberi “kuasa untuk menghakimi,” hal itu dapat diartikan bahwa
mereka diberi kuasa untuk memerintah.
Kalimat yang menyatakan bahwa
“mereka hidup kembali dan memerintah sebagai raja berasama-sama dengan Kristus
untuk masa seribu tahun” hal ini berarti kita “hidup kembali dalam Kristus,”
seperti halnya dalam Yohanes 5:25, “... orang-orang mati akan mendengar suara
Anak Allah, dan mereka mendengar, akan hidup.” Dalam ayat ini kata “hidup kembali” yang
diterjemahkan “bangkit”, istilah ini menunjuk kepada kebangkitan tubuh jasmani
daam Yoh. 11:25; Rm. 14:9; Why. 1:18; 2:8.
Dave Hagelberg dalam bukunya
berpendapat bahwa ungkapan “orang-orang mati yang lain” menunjuk kepada orang
yang tidak percaya, yang tidak dibenarkan oleh iman yang harus dihukum. Sedangkan kata atau
istialah “kebangkitan pertama” hanya dipakai satu kali dalam kitab Wahyu, dan
juga istilah tersebut tidak dipakai dalam seluruh Firman Tuhan, seperti halnya
penyataan “kebangkitan kedua”dalam pasal 20:13. Dalam nats ini adanya masa
seribu tahun diantara dua kebangkitan, sepertio halnya diungkapkan dalam
Yohanes 5:28-29 dan Daniel 12:2, dari hal ini dapat dimengerti bahwa ada
perbedaan antara kebangkitan pada kehidupan yang kekal dan kebangkitan pada
penghukuman yang kekal, tetapi unsur seribu tahun diantara dua kebangkita ini
hanya tertulis dengan jelas dalam Wahyu 20.
Kebahagiaan itu terlukis dalam
ayat yang ke 6 dimana “kematian yang kedua” tidak mungkin mengganggu, dan
mereka akan “menjadi imam-imam” dan “memerintah sebagai raja.” Mereka akan
menikmati berkat ini “bersama-sama dengan” Kristus selama seribu tahun lamanya.
Jkalau dilihat konteks sebelumnya,m pernyataan ini mirip sekali dengan apa yang
dijanjikan dengan jemaat di Smirna “barang siapa menang, ia akan menderita
apa-apa dari kematian yang kedua” dengan ini jaji itu sudah digenapi dalam
pasal 20. Kematian pertama adalah kematian yang kelihatan, yaitu kematian
jasmani sedangkan kematian yang kedua mengacu kepada hukuman kekal. Sedangkan gereja sendiri
berfungsi untuk melayani Tuhan Yesus Kristus secara benar. Inilah kebahagiaan
besar yang dinikmati oleh penerima mahkota/pahala, ada lima pahala ( I Kor
9:25)
Pengembalian
Setan (20:7)
Pembahasan mengenai masa seribu tahun sangatlah singkat,
tetapi dalam nats ini Yohanes telah menyampaikan apa yang harus disampaikan
mengenai apa yang harus disampaikan mengenai apa yang akan terjadi pada masa
itu. Pada akhir “masa seribu tahun itu,” dengan sengaja iblis “dibebaskan”,
sehingga sekali lagi dia menyesatkan bangsa-bangsa. Jikalau dilihat dari
teksnya maka dapat dimengerti bahwa pada bagian ini iblis tidak membebaskan
diri, namun iblis dilepaskan, dan dengan hal ini Tuhan memiliki tujuan tertentu.
Pemberontakan
Bangsa-bangsa
(20:8-10)
Pemerintahan seribu tahun
Kristus akan berakhir dengan adanya suatu oemberontakan melawan Kristus sebagai
Allah dan Raja.
Iblis berperan serta dalam konteks bahasan ini, dimana sesuai dengan sifat
iblis sejak semula, usaha iblis adalah menyesatkan bangsa-bangsa. Setelah Tuhan
Yesus Kristus sendiri memerintah dibumi selama seribu tahun, tibalah saatnya
banyak orang ikut iblis dan melawan Tuhan. Peristiwa ini membuktikan bahwa
manusia menjadi jahat oleh karena kehendak sendiri. jelas sekali dalam ayat 8
diyuliskan bahwa bangsa-bangsa yang disesatkan ialah Gog dan Magog, jikalau
melihat konteksnya dalam PL hal ini dibahas dalam Yehezkhiel pasal 36-37,
dimana telah dinobuatkan pemulihan umat Israel ditanah Kanaan pada permulaan
kerajaan Mesias, dan setelah itu, dalam pasal 38-39, dinobuatkan tentang
peperangan Gog dan Magog. Berdasarkan Yehezkhiel 38:2 Gog adalah “raja agung
negeri Mesekh dan Tubal,” sedangkan Magog adalah cucu nabi Nuh (Kej. 10:2; 1
Taw 1:5), namun didalam Yehezkhiel 38:2 dan 39:6 Magog menunjjuk kepada suku
yang bermunsuhan dengan umat Allah.
Dalam ayat 9 kata “seluruh
daratan” diterjemahkan “lebarnya.” Kata ini dipakai juga sekali
dalam Efesus 3:18 dan muncul sebanyak dua kali dalam Wahyu 21:16, yang dapat
dipahami bahwa mereka muncul dari seluruh dunia , atau mereka menguasai seluruh
bumi. Sedangkan frase “perkemahan
tentara orang-orang kudus” mengacu
kepada sejak pengalaman bangsa Israel dipadang gurun (Kel. 14:19) dimana umat
Allah tetap berziarah sampai pada waktu bumi ditiadakan. Dengan naiknya
keseluruh dataran bumi, lalu mengepung perkemahan tentara orang-orang kudus dan
kota yang dikashi. Yang dimaksud kota yang dikasihi ini mungkin merujuk kepada
Yerusalem.
Pada akhirnya (ayat 10), diman
iblis tidak dapat menyesatkan lagi, karena dia akan “dilemparkan keadalam
lautan api dan belerang” untuk “selama-lamanya.” Iblis pada bagian ini tidak
dihakimi, tetapi masuk dalam hukuman kekal, ini berarti iblis jatuh untuk
selama-lamanya. Dalam ayat 10 dijelaskan bahwa tempat iblis dilemparkan sama
seperti tempat binatang dan nabi palsu. Jikalau melihat konteks dalam Matius
25:41 dimana “api yang kekal” itu disediakan “untuk iblis dan
malaikat-malaikatnya,” dan juga yang memihak iblis ikut juga dalam hukuman itu.
Hal ini juga termasuk dalam penglihatan Daniel (Dan. 7:11), penyiksaan ini
terjadi siang dan malam. J sidlow Baxter berpendapat bahwa mengapa hal ini
harulah terjadi karena untuk memperlihatkan bahwa peranan iblis sama sekali
tidak bisa diperbaiki lagi, dan sifat-sifat manusia yang berasal dari Adam pun
sama sekali tidak bisa disembuhkan lagi, meskipun sudah diperintah dengan baik
seribu tahun lamanya.
Pengadilan Orang-orang Sesat (20:11-15)
Yang menjadi bagian akhir dari
bagian ini ialah pengadilan orang-orang sesat. Dimana sesudah pemberontakan
paling akhir, terjadi penghakiman yang terakhir. Pada saat itu langit dan bumi
yang lama berakhir. Tampak suatau “tahta putih yang besar”, dan lenyaplah bumi
dan surga, dengan itu berakhirlah Kerajaan Seribu Tahun. Penghakiman atau pengadilan ini sendiri ditujukan secara
khusu kepada orang yang tidak pernah percaya pada Tuhan Yesus Kristus. Rasul
Paulus menggambarkan hari akhir, dimana dihadapan tahta putih yang besar,
kitab-kitab akan dibuka dan orang percaya akan dihakimi.
Dalam ayat 11 sendiri
pernyataan “tahta putih yangbesar” ini tidak dijelaskan apakah tahta itu
menujuk kepada tahta yang diduduki Tuhan Yesus, sedangkan dalam Wahyu 4-5
mnyatakan bahwa Allah Bapa duduk diatas tahtaNya, tetapi dalam pasal 3:21
dimana Tuhan Yesus ikut duduk diatas tahta BapaNya. Namun dalam 1 Kor 6:3,
dimana bahwa orang percaya akan iku menghakimi.
Mereka yang disebut dalam ayat
12 mengacu kepada orang yang tidak percaya kepada Kristus, mereka disebut yang
“mati” dalam ayat ini adalah mereka yang tidak percaya kepada Kristus,
sedangkan mereka yang dibangkitkan pada kebangkitan pertama (20:4) dikatakan
“hidup kembali”. Mereka yang dibangkitkan pasa kebangkitan pertama masuk dalam
kemuliaan kekal, sedangkan mereka yang dibangkitkan pada kebangkitan yang kedua
(20:12) tetap disebut “orang-orang mati,” karena mereka masuk dalam hukuman
kekal. Dan akan dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang
tertulis didalam kitab-kitab. Rupanya perbuatan mereka ditulis dalam semua
kitab, yang digunakan untuk menghakimi sesuai perbuatannya.
Sedangkan ayat 13 memberikan
gambaran supaya penghakiman yang disebut diatas dapat terjadi, maka “laut, maut
dan kerajaannya harus menyerahkan orang
–orang mati yang ada didalamnya. Frase ini diulangi juga dalam ayat 14 diaman
maut dan kerajaan maut merupakan kuasa yang terakhir yang harus dikalahkan oleh
Tuhan Yesus (I Kor 15:24-28; 15: 54-55). Ayat yang terakhir (ayat 15) merupakan
suatu ringkasan menegenai penghakiman tahta putih . dalam ayat ini dapat
dilihat bahwa ada suatu penegasan, satu-satunya syarat untuk bisa lepasa dari
lautan apai, yaitu harus tertulis dalam kitab kehidupan itu. (ayat 15).
KESIMPULAN
Alkitab
sendiri menggambarkan masa Kerajaan Seribu Tahun sebagai masa sukacita dan
kebahagiaan yang luar biasa. Dalam masa ini juga pengenalan yang penuh akan
Tuhan akan meliputi selam pemerintahan Kerajaan Seribu Tahun. Kerajaan itu akan
menjadi suatu masa yang akan berisi dengan kebenaran, baik secara perseorangan
ataupun secara keseluruahan sebagai bangsa, sesuai dengan nobuatan Salomo.
Pemerintahan Seribu Tahun dakhiri dengan adanya suatuoemberontakan melawan
Kristusw sebagai Allah dan Raja, hal ini akan terjadi dengan dilepaskannya
iblis yang pada mulanya telah diikat sselama masa Kerajaan Seribu Tahun.
Kerajaan yang paling ideal yang diabayangkan oleh manusia lepas dari zaman
kekal tu sendiri, berakhir dengan kejahatan manusia dan Allah menghukum dunia.
Kenyataan yang tragis ialah bawasanya tak seorangpun yang dilemparkan kedalam
api, Kristus telah mati bagi setiap orang, termasuk semua, dan masuknya mereka
kedalam siksaan kekal itu adalah sebuah hikiman dari Allah sendiri, walaupun
Allah sendiri tidak mau seorangpun binasa, tetapi Allah didalam keadilanNya
harus melakukan hukuman itu, dan oleh kegagalan orang-orang tersebut untuk
menghargai dan menerima anugerah Allah.
DAFTAR PUSTAKA
Walvoord,John F. Yesus
Kristus Tuhan Kita. Surabaya: Yakin. tt