Rabu, 03 Oktober 2012

Apa itu KTB (buat progam pemuda GBT KA Boyolali)


MENGENAL KTB KONTEKSTUAL
Apakah KTB Kontekstual?
Kelompok Tumbuh Bersama Kontekstual (KTBK) adalah sekelompok orang yang telah didiami Roh Kristus. Kelompok itu terdiri dari 3-6 orang yang komitmen dan rindu untuk bertumbuh bersama ke arah kedewasaan penuh di dalam Kristus melalui:
  • Mempelajari Firman Tuhan bersama dengan benar
  • Menaati Firman Tuhan yang telah dipahami
  • Memiliki relasi dan saling mengontrol di antara anggota
  • Melipatgandakan KTBK kepada saudara seiman lainnya
Mengapa Disebut KTB Kontekstual
  • Konteks anggota sangat diperhatikan baik kebutuhan rohani maupun kevariasian setiap pribadi.
  • Pemahaman Alkitab dilakukan secara induktif dengan metode penafsiran kontekstual
  • Konteks relasi kelompok antara pemimpin dengan anggota dalam kelompok bersifat fungsional-Interdependensi (saling ketergantungan)
  • Pertumbuhan rohani hanya terjadi dalam konteks tubuh Kristus.
  • Perencanaan program berorientasi pada tujuan dan sesuai konteks kebutuhan rohani anggota.
  • Berkat-berkat KTBK dapat dibagikan kepada orang lain dalam konteks yang berbeda.
Visi KTB Kontekstual

Orang-orang yang telah didiami Roh Kristus akan bertumbuh sampai kedewasaan penuh di dalam Kristus melalui ajaran Firman Tuhan di dalam persekutuan tubuh Kristus (Mat 28:19-20; Efe 4:11-16).
Misi KTB Kontekstual
  • Mendorong orang percaya bertumbuh ke arah kedewasaan penuh di dalam Kristus
  • Melengkapi orang percaya dengan pemahaman Alkitab
  • Mengontrol orang percaya dalam ketaatan terhadap Firman Tuhan
  • Melipatgandakan KTBK dengan mendorong setiap anggota menjadi pemimpin dalam KTBK baru
Karakteristik KTB Kontekstual
Alkitabiah. KTBK didasarkan pada ajaran Alkitab dan berpusatkan pada ajaran dan pribadi Yesus Kristus sebagai kepala jemaat.
Kontekstual. KTBK memusatkan pada penyelidikan Alkitab secara induktif dengan metode penafsiran kontekstual (bukan intuitif atau rasional dan bukan dedukatif dengan type topikal). KTBK sangat memperhatikan konteks anggota. Setiap konteks bisa berbeda kebutuhan rohani sehingga perumusan program KTBK suatu kelompok bisa berbeda dengan kelompok yang lain. KTBK menghargai keragaman kepribadian dan fungsinya dalam tubuh Kristus.
Terfokus. KTBK berorentasi pada tujuan yang jelas. Tujuan KTBK harus sesuai dengan tujuan Allah bagi orang percaya bukan tujuan manusia. Dalam menentukan tujuan KTBK secara spesifik selalu mengacu pada tujuan di atasnya yaitu gereja, PMK supaya tidak meleset dari kehendak Tuhan bagi umatNya.
Interdependensi. Anggota KTBK bukan independen dengan orang lain sehingga merasa tidak memerlukan orang lain. Anggota KTBK tidak dependen terhadap satu orang walaupun pembina rohaninya. Anggota-anggota KTBK saling kebergantungan satu sama lainnya. Mereka adalah bagian dari tubuh Kristus yang saling membutuhkan.
Misioner. Setiap anggota KTBK yang telah mengalami pertumbuhan rohani akan membagikan berkat rohani kepada orang lain dan mulai membentuk KTBK baru. Ia akan memimpin anggota lainnya dan berlipatganda.

[Daftar Isi 00095]
MENGENAL PRINSIP BAHAN KTB KONTEKSTUAL
Bahan KTB Kontekstual disusun untuk memenuhi kebutuhan rohani anggota-anggotanya. Kebutuhan ini meliputi aspek: kognitif (pengetahuan), afektif (sikap dan karakter), konatif (tingkah laku dan ketrampilan), dan relasi.
Bahan KTB Kontekstual dirancang meliputi 3 scope:
  • Peneguhan
  • Pembinaan Dasar
  • Pembinaan Lanjutan
  • Tujuan bahan scope Peneguhan adalah menghantar anggota-anggota KTBK memiliki kehidupan iman yang teguh di dalam Kristus.
  • Tujuan bahan scope Pembinaan Dasar untuk menolong anggota-anggota KTBK bertumbuh dengan memahami dasar-dasar kekristenan.
  • Tujuan bahan scope Pembinaan Lanjutan adalah menolong anggota-anggota KTBK agar dapat terus bertumbuh ke arah Kristus dan melayani Tuhan.
Bahan KTBK diambil dari kitab-kitab dalam Alkitab yang disesuaikan dengan kebutuhan dasar untuk masing-masing scope. Misalnya:
  • Untuk scope Peneguhan menggunakan Surat 1 Yohanes dan Injil Yohanes.
  • Scope Pembinaan Dasar menggunakan bahan Surat Efesus, Surat Kolose, dan Surat 1 Petrus.
  • Scope Pembinaan Lanjutan menggunakan bahan Kitab Nehemia, Markus, dan Surat 2 Timotius.
Bahan Referensi adalah buku-buku rohani yang selektif. Bahan ini digunakan setiap anggota KTBK untuk memperkaya pengetahuan rohani dan dan Firman Allah dari setiap scope. Pemilihan dan penggunaan bahan berdasarkan kesepakatan anggota KTBK.
Desain bahan KTBK di atas akan membawa anggota KTB Kontekstual kepada tujuan pertumbuhan rohani yang dewasa dan sempurna di dalam Kristus (Rom 8:28).
Bahan KTBK yang sedang saudara baca ini merupakan Bahan untuk scope Peneguhan yang diambil dari Surat 1 Yohanes. Dengan mempertimbangkan kebutuhan rohani scope ini adalah pengenalan Yesus Kristus, kepastian keselamatan, kepastian pengampunan dosa, status menjadi anak-anak Allah dan hidup di dalam kasih Kristus.
Setelah saudara ber-KTBK dengan bahan ini, lanjutkanlah KTBK saudara dengan bahan-bahan scope Pembinaan Dasar dan sharingkan kepada rekan-rekan saudara agar mereka rindu bertumbuh ke arah Kristus melalui KTBK. Mulailah membentuk dan memimpin KTBK baru.

[Daftar Isi 00095]
MENGENAL STRUKTUR UMUM BAHAN KTB KONTEKSTUAL
Bahan Utama KTB Kontekstual disusun dengan struktur umum yang terdiri dari dua bagian yaitu Pengantar Kitab dan Bahan KTBK untuk setiap pertemuan.
I. Pengantar Kitab
Pengantar Kitab berisi fakta dan data seputar kitab untuk menuntun anggota KTBK ke dalam studi teks secara alkitabiah dan kontekstual. Bagian ini dibahas pada setiap awal pertemuan KTBK.
II. Bahan KTBK Untuk Setiap Pertemuan
Bahan KTBK untuk setiap pertemuan disusun dengan pola umum sebagai berikut:
1. Topik
2. Sasaran
Berisi penjelasan tentang arah pertemuan KTBK dalam membahas setiap topik agar anggota mengerti fokus teks sesuai dengan maksudnya.
3. Teks Alkitab
4. Introduksi
Berisi pengantar singkat ke dalam Pemahaman Alkitab (PA) untuk pertemuan yang bersangkutan. KTBK memakai metode PA Induktif Kontekstual yang meliputi Observasi, Interpretasi, dan Aplikasi.
5. Observasi
Usaha mencari fakta dan data Alkitab sebanyak-banyaknya sebagai dasar untuk mengerti maksud penulls. Tersedia beberapa pertanyaan penolong seperti: siapa, apa, kapan, dimana, dan bagaimana?
6. Interpretasi
Menafsirkan bagian Alkitab yang telah diselidiki. Kolom ini berisi pertanyaan penolong yang mengarahkan penafsiran pada teks sesuai dengan maksud penulis.
7. Aplikasi
Bagian ini menolong peserta mengenal kerohanian pribadi dan melangkah secara konkrit untuk menaati setiap kebenaran Firman Allah yang telah ditemukan.
8. Diskusi
Pembicaraan terarah mengenai pokok masalah masa kini yang diungkapkan melalui pertanyaan diskusi. Solusi dan kesimpulan akan menjadi perenungan bersama semua anggota KTBK.
9. Aksi
Berisi beberapa proyek ketaatan terhadap Firman Allah yang baru saja dibahas. Aksi ini dilaksanakan oleh setiap anggota segera setelah pertemuan KTBK.
10. Evaluasi
Kolom ini untuk mencatat segi positif dan negatif anggota KTBK dalam melaksanakan aksi minggu lalu. Untuk hal-hal yang negatif perlu dicari jalan keluar agar aksi lebih efektif. Evaluasi dilakukan pada awal setiap pertemuan KTBK.
11. Doa
Berisi beberapa pokok doa pribadi yang didoakan secara bersama pada setiap pertemuan. Tambahkan pula pokok-pokok doa syafaat bagi gereja Tuhan dan pelayanan.

[Daftar Isi 00095]
9 PRINSIP PELAKSANAAN KTBK
  • Berdoalah terlebih dahulu untuk setiap pertemuan KTBK. Mohon pimpinan Roh Kudus agar menerangi FirmanNya.
  • Tulislah data pribadi dari setiap anggota KTBK di lembar Kartu Data Anggota KTBK. Kasihilah rekan anggota KTBK dengan saling: menasehati, membangun, menegor, mengontrol, dan mendoakan supaya semua menjadi dewasa dalam Kristus.
  • Rencanakanlah pelaksanakan pertemuan KTBK secara teratur lx dalam seminggu (bahan? hari? jam? tempat?). Gunakan waktu 2 jam untuk setiap pertemuan KTBK. Dengan acara pujian, penyembahan, dan doa (20 menit), PA Induktif (60 menit) dan Diskusi, Aksi, Evaluasi, serta Doa (40 menit).
  • Pelajarilah terlebih dahulu bahan yang akan dibahas dalam KTBK. Hal ini akan mendukung terciptanya interaksi dan komunikasi timbal balik dalam setiap persekutuan KTBK.
  • Aktiflah dalam membahas materi KTBK dengan bekerja-sama antara anggota secara seimbang dengan pemimpin demi tercapainya tujuan setiap pertemuan KTBK.
  • Disiplinlah dalam waktu pelaksanaan tepat mulai dan tepat mengakhiri. Disiplinlah dalam ketaatan melaksanakan aksi yang ditugaskan berdasarkan kasih Kristus.
  • Koordinirlah semua anggota KTBK. Pemimpin berperan secara fungsional dan jadilah Pendorong bagi semua anggota KTB untuk berpartisipasi secara aktif dalam setiap persekutuan.
  • Evaluasilah setiap pertemuan. Berkat-berkat apa saja yang lelah diterima. Hal apa saja yang perlu diperbaiki.
  • Kembangkanlah KTBK dengan membentuk KTBK baru. Setelah selesai KTBK ini mulailah memimpin KTBK baru dengan bahan yang sudah dipahami agar berlipat ganda.

Kamis, 06 September 2012

andhe bless: Ciri Khas Kasih (Roma 12:9-13)

andhe bless: Ciri Khas Kasih (Roma 12:9-13): Roma 12:12”bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa”                 Banyak orang menye...

Ciri Khas Kasih (Roma 12:9-13)


Roma 12:12”bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa”
                Banyak orang menyebut dirinya penuh dengan kasih, dalam kehidupannya sudah mempraktekkan kasih, dll. Sering kita dengar bahwa ada seorang dermawan yang telah membagi-bagikan paket sembako kepada sekelompok golongan masyarakat tertentu, dengan satu tujuan supaya ia disebut orang yang penuh kasih. Atau dari sisi yang lain, seseorang yang dengan penuh keyakinan mengaku dihadapan banyak orang jikalau ia mangasihi Allah dengan segenap hati, namun dibalik itu ia mambenci saudaranya sendiri. Bukan itu yang dimaksud dengan kasih.
Bagaimana ciri kasih itu, yang sesuai dengan Firman Allah??? mari kita lihat hakekat/ ciri kasih itu berdasarkan surat Roma 12:9-13.
                Dilihat dari segi tata bahasa, istilah “kasih” merupakan pokok utama dalam perikop ini,  ciri kasih yang pertama ialah; “hendaklah kasih itu jangan pura-pura”, jangan sampai disaat kita menikmati sebuah pelayanan yang baik karena karunia-karuia rohani yang kita miliki, kita jadi terperangkap kedalam suatu kemunafikan, dimana hanya pura-pura melayani saja. Didalam ayat ini juga ditekankan untuk “membenci yang jahat” hal ini membuktikan bahwa kasih yang sejati. Karena yang jahat harus dibenci, jikalau tidak dilawan, maka apa yang jahat menghancurkan apa yang baik.
                Yang kedua, “saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului memberi hormat,”  sebagai orang yang sudah dibenarkan karena iman, kita sudah menjadi saudara-saudara seiman, rasul Paulus memberi pengertian bahwa yang dimaksud dengan “saudara seiman” ialah suasana kehidupan jemaat, yang sudah sama seperti keluarga yang akrab. Dimana saling mengasihi sama seperti seorang ibu yang mengasihi anaknya, atau kasih antara saudara kandung. Buakan hanya itu saja menalinkan juga juga “saling memberi hormat,”dimana setiap anggota jemaatsaling manghargai anggota-anggota yang lain.
                Yang ketiga, “jangan hendaknya kerajinanmu kendor...”orang yang m,alakukan kehendak Allah, yaitu orangt-orang yang diubahkan melalui pembaharuan pikiran, maka tidak akan menjadi malas. Tuhan Yesus aja tidak pernah malas menyediakan kemurahanNya buat kita. Semanagat dalam penyembahan, dan juga melayani Tuhan. Kata “layanilah” “δουλευω/ douleuo” merupakan satu kelompok dengan istilah “δουλος/ doulos” yang diartikan “Budak,”  maka dalam ayat ini juga bisa diartikan sebagai “jadilah budak daipada Tuhan”
                Yang keempat, jelas sekalai dalam ayat 12 dikatakan “bersukacita dalam pengharapan, sabar dalam kesesakan, dan bertekun dalam doa!” kita yang sudah dipindahkan kedalam Kristus masih mengalami kesesakan, namun disaat pengharapan kiya diuraikan, maka dengan iaman kita bersukacita dalam pengharapan. Dan setiap kita yang berpegang teguh pada pengharapan kita, pasti dapat bersabar dalam kesesakan, dan dalam ayat ini juga menghimbau agar tetap bertekun dalam doa, karena doa yang dilaksanakan secara rahasia marupakan iaman yang menjadi kelihatan. Bukan sebatas itu saja sebagai ciri kasih dituntut juga untuk memperhatikan sekeliling kita.
Kasih merupakan hal yang utama dalam kehidupan kekristenan, dimana kasih itu jangan pura-pura, saling mengasihi, mau melayani Tuhan, bersukacita dalam pengharapan, sabar dalam kesesakan, dan tetap bertekun dalam doa.
Bagaimana dengan saudara-saudara semua, sudahkan hakekat kasih itu sudah menjadi bagaian dalam kehidupan kita sehari-hari? Maribersama-sama kita berlomba untuk saling mengasihi, terlebih mengasihi Tuhan terlebih dahulu, dan juga mengasihi sesama kita. Biaarlah perjalanan kedewasaan kerohanian kita diwarnai dengan kasih yang sejati. God Bless

Rabu, 05 September 2012

Pandangan Dari Atas (Lukas 15:17-23)


Luk 15:19-20  “aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa. Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.”
                Saya selalu senang dan sangat suka dengan kisah dari si anak yang hilang. Ada satu hal yang membuat saya ingin tau mengenai pandangan bapanya tentang anak itu, karena cerita ini menggambarkan/mencerminkan pandangan Tuhan mengenai kita. Mata Tuhan selalu terpaku pada kita, disaat kita masih jauhpun Ia merindukan kita datang kehadapanNya.
                Banyak sekali kita jumpai saat ini, orang-orang yang jauh dari hadapan Tuhan, bahkan aktifis dalam gerejapun ikut tergiur dengan cara hidup dunia, bersenang-senang, pesta pora, dan hanya memuaskan keinginan hatinya saja. Bagaimana dengan kehidupan saudara saat ini? Apakah saudara sedang berjalan membelakangi Tuhan, ataukah saudara berjalan menuju hadapan Tuhan?
                Dalam Injil Lukas 15:17-23 sangat menarik sekali, seorang bapa melihat anaknya yang telah pergi jauh dari kehidupannya, yang telah mengecewakannya, bahkan melupakan bapanya. Namun, kasih seorang bapa terhadap anaknya tidak dibatasi dengan segala pelanggaran ankanya, Bapa yang mau menerima anaknya dalam kondisi apapun.
Kembali kepada teks, dimana bapak itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia. Kata si bungsu kepada bapanya; “Bapa, aku telah bedosa terhadap sorga dan Terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebut abak bapa” tetapi bapaknya berkata kepaa hamba-hambanya “Cepat bawa kemari jubah yang terbaik, pakaiakan kepadanya dan kenakanlah sepatu pada kakinya. Dan ambillah anak lembu tambun dan marilah kita makan dan bersukacita.” Memang suatu cara pandang yang berbeda, Seorang bapa yang begitu merindukan anaknya kembali kepadanya. Seorang bapa yang menyambut kedatanagan anaknya dengan sesuatu yang terbaik dari yang dimilikinya.
Demikian Bapa kita disurga, Ia dengan senag hati menyambut setiap anaknya yang terhilang daripadanya. Allah itu setia dan adil. Setiap orang yang mengaku dosanya Tuhan akan mengampuni dan menyuikan dari dosa dan kejahatan. Jikalau anak yang bungsu itu diterima kembali dengan apa adanya, demikian Tuhan kita Yesus Kristus atas setiap anak-anakNya, Tuhan selalu memberi kesempatan yang kedua bagi kita yang percaya kepadaNya. God Bless

Ku Mau Hidup Secara Vertikal (Kejadian 5:18-24)


Kejadian 5:24  “Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah.”
                Saudara pernah naik  roller coaster??? Mainan ini sering dijumpai di pasar malam, atau wahana-wahana permainan. Ada yang menarik saudara, jikalau diperhatikan dengan baik maianan ini sesaat malaju dengan kencang naik keatas, namun juga ada saatnya untuk turun dengan kecepatan tinggi, yang lebih lagi dimana maianan ini hanya memutar seperti itu seterusnya. Begitu juga dalam kehidupan kita, sering kita jumpai bahwa perjalanan kehidupan kita hanya mutar-mutar tanpa arah yang jelas, kalau saudara ingin berhenti naik roller coaster dalam kehidupan kekristenanmu, kalau ingin menang terhadap godaan, kalau ingin mengalahkan dosa dalam kehidupanmu, maka arah yang kita ambil ialah arah vertikal. Kuncinya ialah kehidupan vertikal.
Apasih kehidupan vertikal itu? Kehidupan vertikal itu sama halnya seseorang yang ingin membuktikan adanya kandungan listrik pada suatu kilat dengan menaikkan layang-layang ke awan, bukan mengapungkan perahu diatas air danau. Kehidupan vertikal membuka jalan kepada kehidupan Kristus sendiri, yaitu hidup “didalam Roh”, berjalan bersama Allah (Rm. 8:9-11).
Ada beberapa ayat dalam PL mengenai sosok perintis dalam kehidupan vertikal, ia adalah Henokh (Kej.5:18-24),ia hidup lama sebelum sepuluh perintah Tuhan diberikan, lama sebelum Yesus lahir, Yesus Mati, Yesus bangkit, lama sebelum Roh Kudus diutus untuk tinggal dalam hati orang-orang percaya, Henokh sudah “hidup bergaul dengan Allah” (Kej 5:24), yangmenjadi pertanyaannnya, gimana Henokh melakukannya? Padahal saat itu dunia begitu jahat, seperti sekarang ini. Henokh tidak punya Alkitab, tidak punya buku-buku rohani, tidak punya Mp3 rohani, tidak ada persekutuan pemuda, bahkan saat cicitnya mulai dewasa, Allah membinasakan dunia dengan air bah, karena penuh dengan dosa.
Henokh merupakan figur yang sangat luar biasa, ia tidak membiarkan rintangan-rintangan yang ada, ia menetapkan hati untuk mengambil langkah-langkah yang perlu untuk menjalani kehidupan vertikal. Dikatakan dalam Alkitab bahwa ia bergaul dengan Allah  300 tahun lamanya. Namun, dapat kita ketahui saudara, bahwa hasil dari kehidupan vertikalnya dengan Allah, Henokh mengalami sukacita, damai sejahtera, dan kemenangan atas dosa. Bahkan Allah memberikan tiket eksklusif “langsung masuk kesurga; tidak perlu melalui kematian”
                Itulah Henokh yang membangun hubungan vertikal dengan Allah, ia melakukannya ditengah-tengah keadaan yang secara manusia tidak memungkinkan, dalam kondisi yang sulit pada waktu itu. Bagaimana dengan kita pada saat ini?
                Ada kabar baik saudara, dimana saya dan saudara semua bisa menjadi seperti Henokh, mungkin memang tidak dapat tiket eksklusif kesurga, melainkan bisa menjalani kehidupan vertikal itu, dengan memperhatikan juga rintangan-rintangan, langkah-langkah, dan juga upah dari kehidupan vertikal.
                Mari saudara, mengambil waktu sejenak untuk mengatakan kepada Allah tentang setiap rintangan, dan minta kepada Allah menunjukkan kepada kita bagaimana mengatasinya dalam keseharian kita. Supaya kita dapat hidup secara vertikal, atau bergaul dengan Allah, melibatkan Allah daam segala aktifitas kita, segala keperluan kita, segala rencana/ planing kita, terlebih masa depan kita. God Bless

Bertekun dalam Kesulitan (Yakobus 1:2-4)



                Yakobus 1:4 “ Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu mejadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun”
                Beberapa waktu lalu seorang mengadakan perjalanan touring ke merapi, pemandangan yang tidak asing, hanyalah sisa-sisa bangunan, dan padang pasir beserta bebatuan hasil dari erupsi merapi Oktober  2011 silam. Smua tinggal kenangan, yang dulunya sauatu desa yang makmur, kini tinggal cerita, karena tidak ada yang menetap lagi tinggal disana. namun ada suatu pemandangan yang lain yang menggugah hati saya, disepanjang jalan, bahkan tempat-tempat yang strategis mereka menulis semangat mereka “kami bisa bangkit,” dalam kondisi yang slit sekali diterima, mereka kehilangan semua harta beda mereka, bahkan tidak punya tempat tinggal lagi, tetapi jiwa mereka masih punya semangat yang tinggi untuk bangkit dari keberadaan mereka, bahkan yang sangat mengesankan bahwa mereka mau bertekun dalam kesulitan mereka, untuk meyambung roda kehidupan.
                Bagaimana kondisi saudara saat ini? Dalam keadaan sulitkah? Yakobus dalam tulisaannya memeberikan semangat lebih bagi saya dan saudara saat ini, apapun kondisi kita saat ini.
                Yakobus menulkiskan dalam suratnya “Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh . . .” bukan suatu hal yang mudah, untuk memahami ayat Firman Tuhan ini, perlu pemahaman khusus. Mari kita renuangkan bersama-sama, pada dasarnya surat ini ditujukan kepada keduabelas sukau di perantauan (orang-orang Yahudi yang tinggal di Palistina), dengan maksud memberi nasihat dan penghiburan kepada orang Percaya (Kristen) yang menagalami pencobaan, kesusahan dan hukuman karena iman Kristen.
                Kata “anggaplah (pencobaan) sebagai suatu kebahagiaan.” Kata-kata ini jikalau kita dengar mungkin saja sangat mengherankan, bahkan megejutkan kita para pembaca, bahkan sebagai orang percaya. Bukankan biasanya yang kita rasakan ialah bersedih hati? Atau murung mungkin, merenung, bahkan sampai depresi tingkat tinggi ketika sedangmenghadapi pencobaan.  Nah’ . . . kita perlu mencoba resep dari Yakobus itu !
                Mengapa kita harus menganggap pencobaan sebagai suatu kebahagiaan? Karena pencobaan itu dapat diubah mejadi berkat secara rohani. Dalam ayat yang 3-4 “Ujian terhadap amanmu menghasilkan ketekunan. Dan biarkan ketekunan itu memperoleh buah yang matang . . .” sebagai oranbg percaya diman suatu penconbaan yang datang itu pada dasarnya meguji ketekunan kita dihadapan Tuhan, apakah kita terhanyut dalam pencobaan itu, ataukah kita mejadi tekun melalui pencobaan itu, pada hakekatnya Allah menrindukan kita untuk bertekun disaat menghadapi persoalan itu, sebab ada janji yang akan kita terima dibalik ketekunan itu, supaya kita memperoleh buah yang matang, hal ini merbicara megenai berkat rohani bagi kehidupan kita, bukan hanya itu saja, bahkan kita menjadi sempurna dan utuk dan tak kekurangan sauatu apapun. Berkat yang luar biasa bukan?
                Itulah berkat darai sebuah ketekuan sauadara,  bagaiaman dengan keberadaan kita saat ini? Masih tetap berkecimpung dengan percobaan itu, atau bahkan kita malah ikut terhanyat dama pencobaan-pencobaan yang kita hadapai. Saudara perlu kita ketahuai bahwa Tuhan sendiripunya rencana yang indah dibalik segala keberadaan kita saat ini, Tuhan mampu mengubahkan padang gurun menjadi, mata air. Bertekun didalam Tuhan, maka Tuhan sendiri yang akan berikan jalan keluar bagi setiap pergumulan kita saat ini, bahkan ada janji Berkat dari padaNya bagi kita yang mau bertekun dalam kesulitan. God Bless

MAKNA KEBANGKITAN KRISTUS BAGI ORANG KRISTEN


Kristus Yesus bangkit  dan hidup kembali pada hari ke tiga sesudah kematian tubuh-Nya di kayu salib. Kebangkitan
Kristus Yesus dari kematian adalah peristiwa  ketika Yesus Kristus  yang secara fisik telah mati hidup kembali mengalahkan kematian.  Tubuh kebangkitan Kristus meski berbeda dari tubuh lama-Nya, namun masih memiliki kaitan dengan yang lama karena , misalnya rupa-Nya  masih sama sehingga bisa dikenal oleh para murid-Nya  dan bekas luka di tangan-Nya masih ada (Yoh. 20:25-28).

Kebangkitan Kristus dari kematian amatlah penting bagi orang Kristen, karena memberikan status hukum kebenaran di hadapan Allah (Rom. 4:24-25), memperlihatkan betapa hebat-Nya kuasa dalam diri orang Kristen (Ef. 1:18-20), dan memberikan kehidupan penuh harapan (1Pet. 1:3-4).

  1. KEBANGKITAN KRISTUS MENGHASILKAN KEBENARAN KITA (Rom. 4:23-25)    "Kata-kata ini, yaitu "hal ini diperhitungkan kepadanya," tidak ditulis untuk Abraham saja,  tetapi ditulis juga untuk kita; sebab kepada kitapun Allah memperhitungkannya, karena kita percaya kepada Dia, yang telah membangkitkan Yesus, Tuhan kita, dari antara orang mati,  yaitu Yesus, yang telah diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan karena pembenaran kita.  (Rom 4:23-25 ITB).
    • Kebenaran di sini secara theologis merupakan status hukum (judicial) yang Allah, selaku Hakim Maha Adil, anugerahkan kepada kita.
      • Kebenaran merupakan antonim / kebalikan dari vonis bersalah / berdosa dengan segala hukumannya yang Allah selaku Hakim Maha Adil nyatakan kepada manusia.   
      • Kebenaran menunjukkan keadaan hubungan kita dengan Allah, yakni Dia memandang kita bukan sebagai orang berdosa / bersalah yang patut dihukum, tetapi sebagai orang benar / tidak bersalah (meskipun dalam kenyataannya secara moral kita telah berdosa/bersalah).
    • Kebenaran kita merupakan karya kebangkitan Kristus Yesus dari kematian.
      • Kita dibenarkan bukan karena hasil usaha, perbuatan, dan kebaikan kita.    
      • Kita dibenarkan karena karya kebangkitan Kristus dari kematian.   
      • Jika kematian-Nya di kayu salib terjadi karena dosa kejahatan kita, maka kebangkitan-Nya dari kematian terjadi karena / demi pembenaran kita.
    • Cara kita mendapatkan kebenaran adalah dengan iman / percaya kepada Dia yang telah membangkitkan Kristus Yesus. "... karena kita percaya kepada Dia, yang telah membangkitkan Yesus, ..."
      • Secara subjektif iman (pistis) adalah sikap hati tanpa keraguan sedikitpun dalam berharap dengan penuh kesetiaan hanya pada janji Allah dan kuasa-Nya dalam mewujudkan janji-Nya itu bagi kita (band. Rom. 4:18-22).   
      • Secara objektif iman (pistis) kita tertuju kepada Dia yang telah membangkitkan Kristus dari kematian dan janji-Nya bahwa kebenaran hanyalah oleh iman dalam Kristus Yesus saja (Rom 3:22).
    • Hasil dari kebenaran dalam Kristus
      • Kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah (Rom. 5:1)
      • Kita pasti diselamatkan dari murka Allah (Rom. 5:9)
      • Kita kelak pasti menerima kemuliaan Allah (Rom. 5:2).
  2. KEBANGKITAN KRISTUS MEMBERIKAN KEHIDUPAN BARU KITA (1Pe 1:3-7)     Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan,  untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu.  Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir.  Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan.  Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.
    • Kebangkitan Kristus memberikan hidup yang penuh harapan.
      • Karena Kristus telah bangkit mengalahkan kematian, maka kehidupan orang Kristen tidak berakhir pada saat kematian tubuhnya.    
      • Karena Kristus telah bangkit mengalahkan kematian, maka orang Kristen memiliki harapan untuk memiliki suatu harta kekayaan yang abadi, yang tidak dapat binasa, tidak dapat cemar, dan tidak dapat layu, yang tersimpan di surga (1Pet. 1:4).
    • Kebangkitan Kristus dari kematian memberikan kehidupan baru bagi orang percaya.
      • Karena kebangkitan-Nya, orang Kristen memiliki kehidupan baru.
        • Kehidupan baru ini bukanlah sekedar pembaharuan dari kehidupan yang sudah ada sebelumnya, tetapi secara substansil sama sekali baru (band. Yeh. 11:19; 36:36).      
        • Kehidupan baru ini terjadi secara supraalami ketika, oleh iman, Roh Kudus mempersatukan kita dalam kematian dan kebangkitan Kristus (Rom. 6:1-11).
      • Karena kebangkitan-Nya, Orang Kristen akan memiliki tubuh baru.
        • Kebangkitan-Nya menjadi prototipe kebangkitan orang-orang percaya. Dia disebut sebagai anak sulung (Kol. 1:18; Why. 1:5). Ini berarti Dia yang pertama memiliki tubuh kebangkitan abadi. Tubuh kebangkitan orang percaya akan baru seperti tubuh Kristus (1Yoh. 3:2) yang berbeda dari tubuh lama (1Kor. 15:35-41). Berdasarkan 1 Yohanes 3, ini berarti tubuh kebangkitan bersifat murni (ay. 3), tanpa dosa (ay. 5), dan benar (ay. 7).     
        • Tubuh baru akan kita miliki dalam sekejap ketika Kristus Yesus datang di awan-awan untuk menjemput dan mengangkat kita (1Kor. 15:51-52; 1Tes. 4:16-17).
    • Respon kita terhadap karya kebangkitan Kristus yang memberikan kehidupan penuh harapan.
      • Kita harus memuji Dia (1Pet. 1:3).      
      • Kita harus bertumbuh dalam iman, terutama ketika menghadapi penderitaan (1Pet. 1:5-7).

  1. KEBANGKITAN KRISTUS MEMPERLIHATKAN KEHEBATAN KUASA KITA (Ef. 1:18-20)     Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus, dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya, yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya di sorga, (Eph 1:18-20 ITB).
    • Kuasa kebangkitan Kristus dari kematian itu maha hebat.
    • Kuasa kebangkitan Kristus ada pada orang percaya.
      • Kuasa (dynamis) mengandung arti kapasitas atau kemampuan untuk melakukan atau mempengaruhi sesuatu/orang.   
      • Kuasa itu diberikan pada saat pertobatan (band. Kol. 2:11-12; 1Pet. 3:21).   Kuasa yang ada pada orang percaya amat dahsyat dan diasosiasikan dengan kehadiran Roh Kudus di dalam diri orang percaya (band. Kis. 1:8).
    • Allah ingin kita hidup dalam kuasa kebangkitan Kristus (1:17).
      • Roh Allah ini agar kita mengerti kehebatan kuasa-Nya bagi kita yang percaya. Kata “mengerti” (eido dan sinonim dengan epignosis, Ef. 1:17) bukan sekedar mengetahui secara intelektual kuasa itu, tetapi juga bermakna memberikan perhatian untuk mengenalnya hingga akrab dalam pengalaman nyata.    
      • Kuasa kebangkitan Kristus yang ada pada kita dimaksudkan untuk menjalan kehidupan kekristenan kita secara benar (band. Rom. 8:11-13; Fil. 2:12-13; 4:13; Ed. 3:20; 6:10).
    • Cara kita untuk mengenal dan hidup dalam kuasa kebangkitan Kristus adalah dengan berdoa tak henti-henti-Nya (Ef. 1:15-17).
      • Berdoa dengan ucapan syukur.   
      • Berdoa dengan ketekunan / terus menerus.   
      • Berdoa dengan permohonan.
    • Hasil dari hidup dalam kuasa kebangkitan Kristus adalah Allah akan meninggikan dan mempermuliakan kita, sebagaimana (meskipun tidak sama)  Dia meninggikan dan memuliakan Kristus di sebelah kanan-Nya (Ef. 1:20).

Kesimpulan / Penerapan
  1. Karena Kristus Yesus telah bangkit mengalahkan kematian, maka kita bisa mendapatkan kehidupan yang benar dan berkenan di hati Allah, kita memiliki kuasa yang dahsyat dalam menjalan kehidupan kekristenan, dan  kita memiliki masa depan yang penuh kemuliaan.
  2. Mintalah dalam ketekunan doa agar Roh Kudus mememberikan hikmat-Nya kepada kita untuk bisa hidup dalam kuasa kebangkitan Kristus.